Ziarah di Makam Sunan Cendana, Pendakwah Islam di Bangkalan

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Sunan Cendana, Pendakwah Islam di Bangkalan

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Sunan Cendana diperintah oleh Sunan Ampel untuk menyebar ajaran agama islam di madura, dikarenakan masyarakat Madura masih belum mengetahui ajaran Islam. maka Sunan Cendana mengikuti perintah apa yang diamanatkan oleh Sunan Ampel .

Kemudian beliau berangkatlah menuju ke pulau Madura dengan berjalan kaki dari Surabaya menuju pulau Madura, dikarenakan pada zaman dahulu belum ada kendaraan seperti sekarang ni, maka berjalanlah beliau untuk menuju ke pulau tersebut.

Nama Sunan Cendana sendiri merupakan sebuah julukan dari masyarakat pada waktu itu. Alasan pemberian julukan tersebut karena dahulu kala Sunan Cendana ini selalu bertapa di bawah pohon Cendana sehingga muudah dikenali.

 Gelar beliau sebagai seorang Sunan melahirkan sebuah cerita hebat dan penuh dengan mukjizat. Konon suatu hari masyarakat sekitar membutuhkan sebuah beduk besar sebagai penanda masuknya waktu sholat untuk salah satu masjid. Kemudian masyarakat berinisiatif untuk mencari pohon besar sebagai bahan baku pembuatan beduk di masjid. Dengan menelusuri hutan akhirnya masyarakat menemukan sebuah pohon Cendana yang berukuran besar.

Langsung saja masyarakat merasa berbahagia dan akan menebang pohon Cendana tersebut. Tiba – tiba masyarakat dibuat sangat terkejut ketika hendak menebang pohon terdengar sebuah suara dari dalam pohon Cendana. Suara tersebut memerintahkan untuk menebang pohon bagian atas lebih tinggi karena jika tidak akan mengenai kepala dari suara tersebut berasal. Untuk bagian bawah pohon kembali terdengar suara dari dalam pohon yang memerintahkan untuk menebangnya lebih bawah supaya tidak mengenai kaki.

 Tanpa bertanya – tanya dengan perasaan penuh keraguan akhirnya masyarakat memulai penebangan pohon cendana tersebut sesuai dengan perintah dari suara tadi. Setelah penebangan dilakukan betapa semakin terkejutnya mereka melihat sesosok manusia muncul keluar dari dalam pohon Cendana yang telah ditebang. Sosok tersebut kemudian mengucapkan terima kasih kepada masyarakat karena telah menebang pohon sesuai dengan perintahnya yakni lebih tinggi pada bagian atas dan lebih rendah pada bagian bawah.

Beduk berukuran besar itu sampai sekarang masih bisa anda temukan langsung. Beduk diletakkan di pelataran lantai atas Masjid. Ketika melihat beduk tersebut anda pasti akan merasa terkejut dengan ukuran beduk yang besar dan pastinya berat.

Profil

Sayyid Zainal ‘Abidin di lingkungan tembok istana Giri Kedaton pada sekitar akhir dari abad ke-16, atau sekitar pertengahan kedua dari kurun 1500-an Masehi.

Ibunya adalah salah satu putri dari Kanjeng Suhunan Kulon alias Sunan Ali Sumodiro. Sunan Kulon merupakan putra ketiga dari salah satu tokoh utama Wali Sanga; Kangjeng Susuhunan Giri yang berjuluk Prabu Satmata.

Dari garis ayah, Sayyid Zainal Abidin merupakan cucu Kangjeng Susuhunan Drajat, putra Kangjeng Susuhunan Ampel. Ayahnya, yaitu Sayyid Khathib alias Raden Bandardaya adalah putra Suhunan Drajat (dalam catatan lain disebut jika Sayyid Khathib adalah putra Pangeran Musa bin Suhunan Drajat).

Dari sinilah nasab kedua orang tua beliau bertemu. Ayah Suhunan Giri, yaitu Sayyid Ishaq atau Maulana Ishaq bersaudara dengan Sunan Ampel, alias sama-sama putra Sayyid Ibrahim Zainal Akbar Ba’alawi (Ibrahim Asmara).

Sedang Sunan Giri sendiri diambil sebagai menantu oleh Sunan Ampel. Secara genealogi, garis keluarga ini bersusur galur pada keluarga saadah Ba’alawi di Hadhramaut Yaman, melalui jalur al-Imam al-Quthb ‘Alwi ‘Ammil Faqih hingga Sayyidina al-Husain, putra Sayyidatina Fathimah binti Rasulullah SAW.

Silsilah Sunan Cendana:

  1.     NABI MUHAMMAD S.AW
  2.     SAYYIDATINA FATIMAH AZ-ZAHRO  makam di Madinah istri Sayyidina Ali  bin Abi Tolib
  3.     SAYYIDINA HUSAIN, makam di Karbala, Iraq
  4.     ALI ZAINAL ABIDIN AS SAJJAD makam di madinah   
  5.     MUHAMMAD AL-BAQIR, makam di Madinah
  6.     JA’FAR AS-SHODIQ , makam di Madinah 
  7.     ALI AL URAIDHI , makan di Madinah
  8.     MUHAMMAD AN-NAQIB, makam di bashroh, Iraq   
  9.     ISA AR-RUMI, makam di Bashroh, Iraq
  10.     AHMAD AL-MUHAJIR, makam di Alhusayyisah, HadraMaut, Yaman
  11.     UBAIDILLAH/ ABDULLAH, makam di HadraMaut, Yaman    
  12.     ALWI , makam di Sahal, Yaman 
  13.     MUHAMMAD SOHIBUSSHOUMIAH , makam di Bait Jabir, HadraMaut, Yaman
  14.     ALWI AS-TSANI, makam di Bait Jabir, HadraMaut, Yaman
  15.     ALI KHOLI’ QOSAM, makam di Tarim, HadraMaut,
  16.     MUHAMMAD SHOHIB MARBATH, makam di Zifar, HadraMaut, Yaman
  17.     ALWI AMMIL FAQIH, makam di Tarim, HadraMaut, Yaman
  18.     ABDUL MALIK AZMAT KHAN, lahir di kota Qosam Hadramaut Sekitar Th 574 H , Hijrah Ke India, meninggal dan di makam kan di Naserabad India mempunyai putra
  19.     AL-AMIR ABDULLAH AZMATKHAN  ,  lahir di Nashr Abad India , di makamkan Naserabad India, mempunyai putra
  20.     AL-AMIR AL-MUADZOM SYAH MAULANA AHMAD JALALUDDIN , di makamkan di Naserabad India, mempunyai putra :
  21.     JAMALUDDIN AL HUSEINI/ JUMADIL QUBRO, makam di Tosora wajo Makasar, mempunyai putra :
  22.     IBROHIM AS MOROQONDI makam di gersik harjo Tuban, mempunyai putra :
  23.     RADEN ALI RAHMATULLAH SUNAN AMPEL, makam di Ampel Surabaya mempunyai putra :
  24.     RADEN QOSIM SUNAN DERAJAD, makam di Paciran lamongan.mempunyai putra
  25.     RADEN MUHAMMAD AL KHOTIB BANDARDAYA[1], makam di gersik mempunyai putra  :
  26.     ZAINAL ABIDIN SUNAN CENDANA, makam di Kwanyar bangkalan.

Lokasi Makam

Makam Sunan Cendana berada di desa Ketetang Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan. Kecamatan Kwanyar sendiri terletak di pesisir pantai berhadapan langsung dengan selat Madura. Untuk bisa sampai di Kecamatan Kwanyar anda tidak perlu kesulitan utamanya bagi anda yang berasal dari luar Pulau Madura.

Haul

Haul Sunan Cendana diadakan pada bulan Muharam di tahun hijriah, haul beliau diadakan di Masjid Jami Sunan Cendana Kwanyar, Bangkalan.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Sunan Cendana banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Bangkalan saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makamnya yang berada di Komplek pemakaman di Masjid Jami Kwanyar.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam Sunan Cendana, maka akan dimudahkan dalamsegala urusan, dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak yang sholeh dan sholehah, diberi kemudahan dalam meraih cita-citanya bagi para santri atau pelajar.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Bangkalan di antaranya:
Petis Madura, Rengginang Lorjuk, Terasi Udang, Otok, Macho, Keripik Tette, Batik Madura.

Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.
 

Profil

KH. Ahmad Sholeh adalah putra kedua dari KH. Muhammad Nur pendiri Pondok Pesantren Langitan. Beliau lahir di Tuban sekitar tahun 1820 an.  KH. Ahmad Sholeh menikah 1287 Hijriyah dengan Raden Nyai Asriyah, puteri KH. Mukhtar (pengasuh Pondok Pesantren Cepoko, Kabupaten Nganjuk). Dari pernikahan tersebut lahir putera dan puteri diantaranya:

  1. Nyai Shofiyah (dinikahkan dengan KH. Khozin, penerus estafet K.H. Ahmad Sholeh di Pondok Pesantren Langitan)
  2. KH. Dahlan Hasbullah
  3. KH. Adnan
  4. Nyai Sholihah (dinikahkan dengan KH. Zainuddin Mojosari, Kabupaten Nganjuk)
  5. Nyai Khodiyah (dinikahkan dengan KH. Rofi’i Gondanglegi, Kabupaten Nganjuk)
  6. Satu puteri lagi yang dinikahkan dengan KH. Nur Iman (berdomisili di Tuban).

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. KH. Muhammad Nur (Ayahanda KH. Ahmad Sholeh)
  2. K.H. Abdul Qodir atau Abdul Qohhar (Pesantren Al-Najiyah Sidoresmo, Surabaya)
  3. K.H. Hasbullah (Pesantren Sambilangan, Madura)
  4. Syekh Nawawi Banten
  5. Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan (Imam dan Mufti Mahzab Syafi’i di Mekkah al-Mukaromah)
  6. Syekh Muhammad Al-Muqri
  7. Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al-Makki
  8. Syekh Ahmad Nahrowi
  9. Sayyid Muhammad Saleh bin Sayyid Abdur Rahman Az-Zawawi
  10. Syekh Zahid, Syekh Umar Asy-Syami
  11. Syekh Yusuf Al-Mishri
  12. Syekh Jamal (Mufti Mazhab Hanafi)

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Ahmad Sholeh

Lokasi Makam

KH.  Ahmad  Sholeh  mengasuh  Pondok Pesantren Langitan, selama kurang lebih 32 tahun. Beliau wafat pada tahun 1320 H./1902 M. dan dimakamkan di  kompleks pesarean di Desa Widang, kurang lebih 400 meter sebelah utara kompleks Pondok Pesantren Langitan.

Haul

Haul beliau diperingati tiap tahun pada bulan Shofar tahun Hijriah di pesantren Langitan Tuban

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Ahmad Sholeh banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Tuban saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di Desa Widang, Tuban.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam  KH. Ahmad Sholeh, maka akan dibukakan alam pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, Diberi kemudahan dalam mencari rezeki, diberi kemudahan dalam mencari jodoh, dan diberi kemudahan dalam mendapatkan anak sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Tuban di antaranya:
Cumi Crispy, Kecap Laron, Keripik Gayam, Buah Siwalan, Legen, Terasi Udang, Amplo, Gemblong, Ikan asin Tuban, Kerupuk ikan