Jangan Meremehkan Kebaikan Kecil!

 
Jangan Meremehkan Kebaikan Kecil!
Sumber Gambar: creativemarket.com, Ilustrasi: Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Imam Ghazali rahimahullah ada teladan dari sekian ulama yang telah mempraktikkan apa yang diteladankan dan diperintahkan Nabi Muhammad SAW sebagaimana dalam Hadis berikut ini:

اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى اِرْحَمُوْا مَنْ فِى الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَآءِ

"Orang-orang yang pengasih akan dikasihani (Allah) Yang Maha Pengasih, Maha Suci dan Maha Tinggi. Maka sayangilah orang yang ada di muka bumi, niscaya orang yang ada dilangit (malaikat) akan mengasihimu."

Beramallah sebanyak mungkin dan pilihlah amal yang dapat dikerjakan secara berkesinambungan (mudawamah). Dan jangan pernah meremehkan satu amal pun yang pernah dikerjakan, meskipun tampaknya kecil.

Dikisahkan dalam sebuah riwayat, konon setelah Imam Ghazali wafat, ada seseorang bermimpi bertemu dengannya dan bertanya, "Bagaimana Allah SWT memperlakukanmu?"

"Dia mengampuniku," jawab Imam Ghazali.

"Amal apa yang menyebabkan Allah SWT mengampunimu?"

"Suatu hari, ketika aku sedang menulis, tiba-tiba seekor lalat hinggap di penaku. Kubiarkan ia minum tinta itu hingga puas."

Ternyata, justru inilah amal Imam Al-Ghazali yang kemudian mendapat ridho Allah SWT. Bukan karena kealimannya. Bukan juga karena kesungguhannya di dalam mensucikan jiwa.

Kemudian Allah SWT berkata, “Masuklah bersama hamba-Ku ke surga,” pungkas Imam Al-Ghazali.

Begitulah, kisah Imam Al-Ghazali dan Seekor lalat ini memberikan hikmah dan pelajaran kepada kita bahwa kebaikan sekecil apapun tidak boleh diremehkan. Karena kita tidak tahu barangkali amal itu yang membuat Allah SWT ridho kepada kita.

Amal yang bernilai tinggi adalah amal yang dianggap kecil dan dipandang remeh oleh nafsu. Adapun amal yang dipandang mulia dan bernilai oleh nafsu, pahalanya dapat sirna, baik karena pelakunya, amalnya itu sendiri ataupun karena orang lain yang berada di sekitarnya.

Sebagaimana Nabi Muhammad SAW mengajarkan hal itu dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud:

وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ

“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.”

Kisah Imam Al-Ghazali rahimahullah dan seekor lalat tersebut, sebagaimana termaktub dalam Muqaddimah Kitab Nashoihul Ibad fi Bayan Al-Fadh Al-Munabbihat 'alal Isti'dad li Yaumil Ma'ad karya Syaikh Nawawi Banten.

Kisah tersebut mengandung pesan mendalam tentang betapa dahsyatnya pengaruh hati yang bersih dari egoisme, semata untuk kepentingan diri sendiri.

Sikap keteladanan kasih sayang seorang Imam Al-Ghazali yang luas, bahkan kepada seekor lalat pun, membawa tokoh dengan karya-karya fenomenalnya ini pada kemuliaan yang tertinggi.

Peristiwa ini juga secara terang dan jelas menampar sebagian kalangan yang kerap senang membanggakan capaian-capaian keberagamaannya. Karena ternyata penilaian ibadah manusia sepenuhnya adalah milik Allah SWT, bukan milik manusia. Tak ada ruang bagi manusia menghakimi kualitas diri sendiri ataupun orang lain. Segenap prestasi ibadah dan kebenaran agama yang disombongkan, bisa jadi justru berbuah kenistaan.

Jadi, kisah di atas juga menyiratkan makna bahwa sekecil apapun keburukan yang kita lakukan tidak boleh dianggap remeh. Karena bisa jadi kemaksiatan kecil itulah yang justru mengundang datangnya murka Allah SWT. Pengingat ini sebagaimana disampaikan oleh salah seorang tabi'in bernama Bilal bin Sa’ad:

لاَ تَنْظُرْ إِلَى صِغَرِ الْمَعْصِيَةِ وَلَكِنِ انْظُرْ مَنْ عَصَيْتَ

"Janganlah engkau melihat kecilnya maksiat itu, namun perhatikan kepada siapa engkau bermaksiat!".

Semoga bermanfaat. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 02 Maret 2022. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Ahmad Zaini Alawi (Khodim Jamaah Sarinyala Kabupaten Gresik)

Editor: Hakim