Ziarah Makam KH. Muhammad Nursalim Ngawi, Murid Pangeran Diponegoro yang Menolak Takluk

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah Makam KH. Muhammad Nursalim Ngawi, Murid Pangeran Diponegoro yang Menolak Takluk
Sumber Gambar: mistikus-sufi.blogspot.com

Laduni.ID, Jakarta – KH. Muhammad Nursalim adalah salah satu murid dan pasukan Pangeran Diponegoro yang dikirim untuk menggalang kekuatan di wilayah Ngawi, Jawa Timur. Tidak ada arsip kapan dan di mana beliau lahir, termasuk waktu kapan beliau wafat.

Dilansir dari langgar.co, KH. Muhammad Nursalim diutus oleh Pangeran Diponegoro saat dirinya ditangkap dengan licik oleh Kapten de Kock di Magelang pada 28 Maret 1830. Menurut Bizawie (2019) dalam bukunya yang berjudul Jejaring Ulama Diponegoro, KH. Muhammad Nursalim merupakan putra dari Kiai Maktub, seorang Tumenggung Rojo Niti.

KH. Muhammad Nursalim adalah salah satu ulama yang menolak takluk. Bahkan setelah penangkapan Pangeran Diponegoro, KH. Muhammad Nursalim masih tetap menggelorakan api perjuangan melawan Kolonial Belanda.

Beliau memiliki beberapa karomah, di antaranya berhasil lolos dari sergapan tentara Belanda dan kebal terhadap peluru dan senjata tajam. Hingga saatnya beliau berhasil ditangkap oleh pasukan Belanda dan dibawa ke penjara Benteng Van den Bosch (Benteng Pendem).

KH. Muhammad Nursalim tidak mendapat hokum buang karena status beliau bukanlah dari kalangan bangsawan, Belanda hanya ingin langsung mengeksekusi KH. Muhammad Nursalim. Pasukan Belanda langsung memberondong KH. Muhammad Nursalim dengan peluru, karena karomah beliau, tidak ada satupun peluru yang bersarang di tubuhnya.

Begitupun saat belanda merubah cara eksekusi pembunuhan KH. Muhammad Nursalim dengan menggunakan senjata tajam. Senjata tersebut tidak dapat menembus kulit beliau. Belanda makin terheran-heranb, akhirnya mereka merubah taktik eksekusi dengan cara mengikat beliau dengan tali tambang hingga tidak bisa bergerak.

Setelah diikat dengan kuat, KH. Muhammad Nursalim lalu dikubur hidup-hidup tidak jauh dari penjara tersebut. Dengan cara seperti itulah KH. Muhammad Nursalim wafat, cara keji yang Belanda lakukan untuk menghabisi para pengikut Pangeran Diponegoro.

Lokasi Makam

Makam KH. Muhammad Nursalim berada di dalam Benteng Van den Bosch atau biasa disebut Benteng Pendem Ngawi, yang berlokasi di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi.

Dulu makam KH. Muhammad Nursalim hanyalah sebuah gundukan kecil, namun pada 17 Agustus 1992 oleh Komandan Batalyon Armed makam tersebut dipugar. Saat ini makam KH. Muhammad Nursalim sudah tampak lebih bagus, telah ada atap dan pintu masuk yang dihiasi relief kaligrafi, menambah kesan nyaman dan menenangkan.

“Makam Mbah Muhammad Nursalim di Benteng Pendem tentu membawa aib pada Belanda karena Belanda ogah mencampuradukkan antara kepentingan orang mati dengan mereka yang masih hidup. Belanda pasti punya komplek pemakaman sendiri baik bagi kalangan mereka sendiri maupun kalangan musuh-musuhnya yang berbeda dengan tempat tinggalnya sehingga tidak mungkin orang Belanda menanam mayat musuhnya di kediamannya. Mbah Muhammad Nursalim adalah pengecualian itu. Makamnya di Benteng Pendem menunjukkan kapasitas sang pahlawan dan itu mencipratkan citra negatif ke pihak penjajah karena ada mayat yang tertanam di tempat mereka sehari-hari hidup,” tulis Mashuri Alhamdulillah dalam artikelnya yang berjudul Makam KH. Muhammad Nursalim, Kisah Lain di Balik Benteng Pendem Ngawi.

Sumber foto: mistikus-sufi.blogspot.com dan Wikipedia


Editor: Daniel Simatupang