Ziarah Makam KH. As’ad Humam, Penemu Metode Iqra’

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah Makam KH. As’ad Humam, Penemu Metode Iqra’
Sumber Gambar: dok. pribadi/FB M Zakky Mubarok

Laduni.ID, Jakarta – Siapa yang tak kenal dengan sosok laki-laki paruh baya, yang fotonya terpampang di setiap buku iqra’. Beliau adalah KH. As’ad Umam, pencetus dan penggagas metode iqra, metode cepat membaca Al-Qur’an.

KH. As’ad Humam lahir di Yogyakarta pada tahun 1352 H/1933 M, sejak lahir beliau memiliki kekurangan pada tubuhnya. Beliau terkena penyakit pengapuran tulang belakang, sehingga tidak dapat membuatnya bergerak bebas.

Namun hal itu bukan kendala baginya dalam berkarya, walau beliau bukanlah lulusan pondok pesantren ataupun perguruan tinggi Islam, KH. As’ad Humam berhasil menciptakan sebuah metode cepat membaca Al-Qur’an.

Dalam prosesnya, KH. As’ad Humam dibantu oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi. Namun karena perbedaan pendapat, keduanya sepakat untuk bergerak masing-masing. Sehingga pada akhirnya, KH. As’ad Humam mendirikan Team Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Musholla (Team Tadarus AMM), Yogyakarta untuk menyusun sendiri dengan pengembangan penggunaan cara cepat belajar membaca al-Qur’an melalui metode Iqra’.

AMM inilah yang dikemudian hari oleh Menteri Agama, KH. Munawir Sjadzili dijadikan sebagai Balai Penelitan dan Pengembangan (Balitbang) Lembaga Pengajaran Tartil Quran (LPTQ) Nasional pada tahun 1991.

Lokasi Makam

KH. As’ad Humam wafat pada Jumat, 2 Februari 1996 pada pukul 11.30 WIB. Beliau meninggal pada usia 63 tahun dan dishalatkan di Masjid Baiturrahman, Selokraman, Kota Gede, Yogyakarta, tempat di mana beliau mengabdi.

KH. As’ad Humam dimakamkan di Makam Selokraman RW 11, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta, tidak jauh dari Masjid Baiturrahman. Makam beliau sangat sederhana, berbaur dengan puluhan makam warga lainnya.

Dilansir dari Kumparan.com (16/1/2019), untuk menjangkau makam KH. As’ad Humam, dari Jalan Purbayan hanya dapat menggunakan kendaraan roda dua atau berjalan kaki, sebab harus melewati gang sempit.

Setibanya di area makam pusara KH. As’ad Humam tidak dapat ditemukan dengan mudah, karena tidak ada yang istimewa dari bentuk pusara beliau. Pusara KH. As’ad Humam baru bisa ditemukan setelah diteliti satu per satu, sebuah nisan berwarna hijau menjadi pembeda anatar makam KH. As’ad Humam dengan makam lainnya.

Sumber foto: Kumparan/Arfiansyah Panji Purnandaru


Editor: Daniel Simatupang