Biografi KH. Qoyim Ya'qub

 
Biografi KH. Qoyim Ya'qub

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Riwayat Keluarga
1.3       Wafat

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1       Masa Menuntut Ilmu
2.2       Guru-Guru Beliau
2.3       Mengasuh Pesantren

3          Penerus Beliau
3.1       Murid-murid Beliau

4          Organisasi, Karier dan Karya
4.1       Riwayat Organisasi
4.2       Karier Beliau

5          Pengamal Tarekat Shadiliyah   

6          Referensi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1       Lahir

KH. Qoyim Ya‟qub lahir pada tanggal 22 juni 1965 di desa Bulurejo, Diwek, Jombang, desa Bulurejo dari arah pondok tebuireng Jombang kira-kira 3 km ke arah
barat, beliau anak ke tujuh dari sepuluh bersaudara, anak dari pasangan KH. Ya‟qub Husain dan Ibu Nyai Muchsinah Kholil.

1.2       Riwayat Keluarga

Beliau menikah dengan ning Qurrotul Ainiyah putri Kiai dari Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang.

1.3       Wafat

Beliau wafat pada Jum'at 4 Desember 2020 

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau

2.1       Masa Menuntut Ilmu

Pendidikan dasarnya dimulai dari TK, lalu Madrasah Ibtidaiyah (lulus th. 1976), Madrasah Tsanawiyah (lulus th.1979) dan Madrasah Aliyah (lulus th. 1983). Selama menempuh pendidikannya tersebut, KH. Qoyim Ya‟qub bersekolah pada lembaga pendidikan pondok pesantren Al-Urwatul Wutsqo atau sekolah yang didirikan oleh ayah handanya sendiri. Selanjutnya KH. Qoyim Ya‟qub melanjutkan kuliah di fakultas Syari‟ah IAIN Sunan Ampel Surabaya (sekarang menjadi UINSA) dan lulus sebagai sarjana muda tahun 1987. Lalu ia melanjutkan jenjang Sarjana lengkap di tempat yang sama dengan mengambil jurusan Qodla‟ lulus tahun 1989.

Dalam kepemimpinan beliau, Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqo mengalami perkembangan yang sangat pesat, selain pada pembangunan infrastruktur pesantren dan kelembagaan, ajaran-ajaran beliau juga  banyak membawa perubahan pada sistem pembelajaran Alquran di Jombang. Salah satu yang beliau gentolkan adalah pembelajaran Alquran “Sistem Qur’any”, yaitu metode membaca Alquran dengan mudah dan cepat.

2.2       Guru-Guru Beliau

  1. KH. Ya‟qub
  2. KH. Akhyari
  3. KH. Mas‟ud Toha

2.3       Mengasuh Pesantren

Setelah tamat dari IAIN Surabaya pada tahun 1990 KH. Qoyim Ya‟qub kembali ke desanya di Bulurejo untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam mengelola Pondok Pesantren Al-Urwatul Wutsqo

3          Penerus Beliau

3.1       Murid-murid Beliau

Murid-murid beliau adalah para santri pesantren Al-Urwatul Wutsqo

4          Organisasi, Karier dan Karya.

4.1       Riwayat Organisasi

A'wan PBNU

4.2       Karier Beliau

Pengasuh pesantren Al-Urwatul Wutsqo.

5        Pengamal Tarekat Shadhiliyah

Di tengah kesibukan mengurus pondok pesantren dan keluarga, KH. Qoyim Ya‟qub tertarik pada dunia tasawuf. Ketika itu ia sering berhubungan dengan Kiai Mukmin dari desa tetangga, yaitu desa Bogem. Kiai Mukmin adalah murid KH. Akhyari dari daerah Dau Kabupaten Malang.18 Singkat cerita Kiai Qoyim berteman dengan kiai Mukmin dan ia diajak berguru kepada KH. Akhyari, pengamal tasawuf di daerah Dau Kabupaten Malang.19 Dalam perjalanan spiritualnya ketika berguru kepada kiai Akhyari ini, kiai Qoyim pernah di perintah berangkat ke Kalimantan untuk berkhalwat (tahannus).

Tetapi khalwat yang ia jalankan tersebut tidak berjalan sesuai dengan harapan gurunya. KH. Qoyim Ya‟qub tidak menyelesaikan khalwat tepat pada waktunya dan ia pulang ke Jombang sebelum mendapatkan perintah pulang dari gurunya tersebut. Beberapa saat setelah itu kiai Akhyari wafat, pada saat berguru ke Kiai Akhyari ini sebenarnya beliau juga berguru kepada mursyid tarekat Shadiliyah di kiai Mas‟ud Toha Magelang.20 Sebagaimana telah dipaparkan di atas bahwa KH. Qoyim Ya‟qub berkenalan dengan kiai Mas‟ud ini dilatar belakangi oleh pemilihan Kepala Desa. Selepas gagal terpilih, KH. Qoyim Ya‟qub masih tetap aktif silaturahmi ke kiai Mas‟ud, bahkan semakin aktif mengikuti masjlis dzikir dan pengajian-pengajian yang diberikan kiai Mas‟ud.

Pada awalnya, niat dan motifnya adalah pilkades, lalu berangsur berubah menjadi murid. Tepatnya pada pertengahan tahun 1997, KH. Qoyim Ya‟qub diperintah kiai Mas‟ud, untuk menjalani khalwat. Lokasi khalwatnya berada di pesantren Nurul Huda yang bertempat di kaki gunung Andong, Desa Giri Rejo Kecamatan Ngablak Magelang. Kemudian KH. Qoyim Ya‟qub menjalani khalwatnya dengan meninggalkan keluarga yang berada di Jombang. Masa khalwat yang ia jalani ternyata bertambah dari 41(empat puluh satu) hari menjadi kurang lebih 5 (lima) bulan.

Selama berkhalwat KH. Qoyim Ya‟qub mengaku jarang makan. Beliau mengatakan ”nek kepingin mangan ora ono panganan, na ora kepingin mangan ono panganan” (kalau ingin makan tidak ada makanan, kalau tidak ingin makan ada makanan). Pada saat itu, kondisi fisik KH. Qoyim Ya‟qub tinggal tulang sama kulit saja, sampai-sampai ketika mau berwudlu ia harus dipapah dan dibopong karena lumpuh sementara dan mengalami kelemahan otot kaki, sehingga ia tidak kuat berjalan”. Selain itu, selama menjalankan kholwat KH. Qoyim Ya‟qub mengamalkan amal shaleh dhahir yaitu mengambil dan meluruskan paku yang menancap di kayu bekas pembangunan di pesantren Nurul Huda Magelang.

Selanjutnya paku yang sudah diluruskan dipakai kembali Pada bulan Desember 1997 KH. Qoyim Ya‟qub dinyatakan lulus dari khalwat dan beliau diperintahkan gurunya pulang ke Jombang. Pesan kiai Mas‟ud, KH. Qoyim Ya‟qub di larang menemuinya dan juga tidak boleh mengikuti majlis pengajiannya. Dalam perpektif penganut tarekat Shadhiliyah, hal tersebut sebagai tanda bahwaKH. Qoyim Ya‟qub sudah disapih dan di beri kewenangan membina murid tarekat Shadhiliyah secara mandiri. Pada tahun 1998 KH. Qoyim Ya‟qub mulai mengadakan berbagai majlis dzikir dan pengajian tarekat shadiliyah di Pondok Pesantren al-Urwatul Wustqo.

6         Referensi

https://pesantren.id/

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya