Mengembangkan Kecerdasan Emosi Senjata Penting Menghadapi Era Disruptif

 
Mengembangkan Kecerdasan Emosi Senjata Penting Menghadapi Era Disruptif
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Yayasan Dakwah Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (DIA) dan Laduni.ID, kembali menggelar webinar Readiness of Young Generation for Industry 4.0 (Kesiapan Generasi Muda menyongsong Industri 4.0) sesi keenama dengan tema “Emotional Intelligence”,  melalui virtual Zoom dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Laduni id, Minggu 24 Oktober 2021.

“Seperti yang kita ketahui dalam mengembangkan kecerdasan emosi senjata penting menghadapai Era disrupti ada dua yaitu IQ dan EQ yang biasa kita jumpai dalam lingkungan pekerjaan dan akademisi”, kata Nur Chasanah, S.Psi (Pengampu Rubrik Konsultasi Siap Nikah Umur 25 tahun Laduni.id).

Sementara IQ itu adalah yang terlihat hanya permukaanya saja laksana gunung es yang biasanya didapatkan di akademisi, seperti nilainya bagus, sedangkan EQ ternyata jauh lebih besar dari IQ karena melingkupi kehidupan sehari-hari dan kita bisa belajar EQ ini seumur hidup kita, imbuhnya.

Selain itu juga ia menyebutkan adanya faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosi yaitu, muncul karena adanya kesadaran akan keterbatasan konsep IQ di mana tidak selalu individu yang ber-IQ tinggi sukses dalam kehidupan, 20 % kesuksesan ditentukan oleh IQ dan 80 % berasal dari kualitas lainnya (D. Goleman) dan munculnya berbagai masalah yang berkaitan dengan pengelolaan emosi.

Menurutnya, persamaan IQ dan EQ ini merupakan fungsi yang sangat penting dalam dunia pekerjaan dan yang lainya, karena saling berhubungan dan melengkapi, “Fungsi yang sama penting, saling berhubungan, saling melengkapi, tidak ada yang lebih baik atau jelek, sama sama penting, tergantung fungsinya, dan frekuensi penggunaan IQ dan EQ adalah situasional,” ungkap Nur Chasanah, S.Psi

Sedangkan perbedaan IQ dan EQ, IQ relatif permanen, logika dan analisis lebih berperan , 20 % berperan dalam keberhasilan, sementara EQ Pengembangan EQ merupakan usaha seumur hidup, titik beratnya pada emosi dan biologis , dan80% berperan dalam keberhasilan, tambahnya.

Mengapa Kecerdasan Emosi Penting ?

Kemampuan untuk mengekspresikan dan mengendalikan emosi sangat penting, kecerdasan emosional tidak muncul dari pemikiran intelektual yang jernih, tetapi dari hasil hati nurani manusia dan memiliki fungsi empat yang penting menurut Nur Chasanah seperti yang disebutkannya “pembangkit energi (energizer), pembawa informasi (Messenger), emperkuat pesan (Revealer) dan menjaga Homestatis (Keseimbangan)”.

Menurut Riset di L'Oreal, agen penjualan yang dipilih berdasarkan kompetensi EQ secara signifikan menjual lebih banyak dari mereka yang dipilih menggunakan prosedur seleksi lama perusahaan, meningkatkan pendapatan lebih dari $2 juta. Agen penjualan yang dipilih berdasarkan kompetensi EQ juga mengalami penurunan turnover  sebesar 63% selama tahun pertama.

Egon Zehnder International menganalisis 515 eksekutif senior. Mereka yang kuat dalam EQ lebih mungkin berhasil daripada mereka yang terkuat dalam pengalaman atau IQ yang relevan. EQ adalah prediktor sukses yang lebih kuat daripada pengalaman atau IQ tinggi. Studi termasuk eksekutif dari Amerika Latin, Jerman, Jepang dengan hasil yang sama lintas budaya.

Baca Juga: Iran Sukses Upgrade Pesawat Tempurnya

Pemimpin yang memiliki Kecerdasan Emosional akan menciptakan iklim kerja yang efektif yang selanjutnya akan mengembangkan kecerdasan emosional di tingkat bawahan. Semakin tinggi tingkat kerumitan dan otoritas suatu pekerjaan, maka semakin besar pula dampak Kecerdasan Emosional yang tinggi, pungkasNur Chasanah, S.Psi (Pengampu Rubrik Konsultasi Siap Nikah Umur 25 tahun Laduni.id).

Sebagai informasi, bahwa webinar Readiness of Young Generation for Industry 4.0 (Kesiapan Generasi Muda menyongsong Industri 4.0) akan diadakan dalam sepuluh sesi yang dilakukan satu bulan sekali di akhir bulan.

Dalam kegiatan kali ini turut hadir pengurus Yayasan DIA dan tiga narasumber yakni Dr. H. Hasan Chabibi, M.S.I (Kepala Pusat Data dan Informasi KEMENDIKBUDRISTEK RI), Dr. M. Fakhrurrozi, M.Psi, Psi (Pengampu Rubrik Psikologi Laduni.id/ Wadek III Fak. Psikologi Universitas Gunadarma), Nur Chasanah, S.Psi (Pengampu Rubrik Konsultasi Siap Nikah Umur 25 tahun Laduni.id).
 


Editor : Nasirudin Latif