Inilah Alasan Naskah Manuskrip Shahih Bukhari Berbeda

 
Inilah Alasan Naskah Manuskrip Shahih Bukhari Berbeda
Sumber Gambar: dok. pribadi/FB Fahrizal Fadhil

Laduni.ID, Jakarta – Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, atau yang dikenal dengan Imam Al-Bukhari (W. 256 H) memiliki perhatian khusus kepada buku-buku yang beliau tulis, terlebih kepada Shahih Al-Bukhari yang menjadi buku terkredibel setelah Al-Quran.

Kitab yang ditulis selama 16 tahun itu merupakan hasil dari riset beliau atas 600.000 hadis yang beliau kumpulkan selama rihlah ke timur hingga barat, mengunjungi tempat-tempat yang didiami oleh para ahli hadis untuk diambil hadisnya dan kemudian diriwayatkan, dan pada akhirnya beliau hanya memilih 7000 riwayat hadis lebih yang dianggap Shahih. Ditambah Setiap hadis yang ditulis di Shahih beliau sudah "ditirakati" dengan shalat sunnah 2 rakaat dan telah diyakini keshahihan hadisnya.

Tidak berhenti di situ, setelah beliau berijtihad untuk menentukan keshahihan hadis, Imam Al-Bukhari juga mempresentasikan kitab tersebut kepada ulama hadis ternama di zamannya, diantaranya Imam Ahmad bin Hanbal (W. 241 H), Imam Yahya bin Ma'in (W. 233 H), dan Imam 'Ali Al-Madini (W. 234 H), ketiga ulama tersebut menilai kitab beliau sangat bagus dan sepakat dengan keshahihan hadisnya kecuali empat hadis. Namun, menurut Imam Al-Uqaili yang dikutip oleh Ibnu Hajar dalam Muqaddimah Fathul Bari, empat hadis tersebut juga termasuk hadis Shahih.

  • Baca juga: 

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN