Menata Hati supaya Tidak Mati

 
Menata Hati supaya Tidak Mati
Sumber Gambar: Ilustrasi/Pixabay

Laduni.ID, Jakarta – Islam selalu mengajarkan seorang untuk menjaga kesucian dan kebersihan hati dari perbuatan yang dapat merusak hati. Rusaknya hati dapat menyebabkan rasa “mati” pada hati yang membuat interaksi dengan Allah menjadi terganggu.

Gus Dewa dalam unggahan Facebook terbarunya mengutip perkataan Syekh Ibnu 'Athaillah As-Sakandari kitab Hikamnya. Beliau berkata:

مِنْ عَلَامَاتِ مَوْتِ الْقَلْبِ عَدَمُ الْحُزْنِ عَلَى مَا فَاتَكَ مِنَ اْلُموَافَقَاتِ وَتَرْكُ النَّدَمِ عَلَى مَا فَعَلْتَهُ مِنْ وُجُوْدِ الزَّلَّاتِ

“Sebagian tanda matinya hati ialah tidak merasa sedih atas hilangnya suatu amal kebaikan, dan tidak menyesal atas terjadinya perbuatan yang tidak baik kepadamu.”

Gus Dewa juga menyebutkan beberapa hal yang menjadi penyebab matinya hati ada tiga. Pertama, cinta pada dunia lebih besar ketimbang cintanya pada akhirat. Kedua, melupakan dzikir kepada Allah karena sibuk dengan kepentingan dunia. Ketiga, membiarkan anggota tubuh jatuh dalam jurang kemaksiatan.

Beliau juga menyebutkan tanda-tanda matinya hati, yaitu tidak adanya rasa susah karena hilangnya ketaatan, tidak adanya rasa penyesalan akibat perbuatan maksiat yang telah dikerjakan, dan membiarkan diri bergaul dengan orang-orang yang lalai dari Allah.

Selain ada penyebab matinya hati, ada beberapa hal menjadi sebab hidupnya hati, diantaranya ialah zuhud dengan dunia, sibuk berdzikir kepada Allah, dan bergaul dengan para kekasih Allah. Tiga hal tersebut dapat menjadi jalan seseorang selalu mengingat Allah SWT, sehingga dapat menghindarkan seseorang dari perbuatan maksiat.

Semoga kita semua diselamatkan dari penyakit hati, dan diberikan istiqamah dalam kebaikan. Sehingga kelak meninggal dalam keadaan husnul khatimah dan dikumpulkan dengan kekasih-kekasih Allah SWT. Amiin.


Editor: Daniel Simatupang