Singgung Pihak yang Tercuci Otaknya, Ustadz Arrazy Hasyim: Bersyukur Hidup Di Negeri Kita ini

 
Singgung Pihak yang Tercuci Otaknya, Ustadz Arrazy Hasyim: Bersyukur Hidup Di Negeri Kita ini
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Indonesia merupakan sebuah negeri yang memiliki segala macam keanekaraman, baik dari segi flora-fauna hingga keragaman budaya, suku, ras, agama, dan sebagainya. Hal tersebut membuat Indonesia sering dijadikan kiblat oleh beberapa negara yang sedang mengalami konflik.

Indonesia yang menganut system demokrasi menjadi nilai lebih dalam kebebasan bernegara, kenyataan yang mungkin selama ini diacuhkan oleh sebagian orang.

Dalam salah satu tausiyahnya, Ustadz Arrazy Hasyim mengajak para jamaah untuk mensyukuri hidup di Indonesia. “Dan Negeri kita termasuk negeri paling bebas untuk berbicara, meskipun beberapa orang memframing negeri kita ini sudah komunis, enggak,” ujar Ustadz Arrazy Hasyim.

Ustadz Arrazy Hasyim menegaskan bahwa isu-isu yang digelorakan oleh sebagian pihak merupakan usaha untuk menghancurkan Indonesia melalui perpecahan politik. “Itu jualan politik tahun-tahun lalu,” tegas Ustadz Arrazy.

Ustadz Arrazy juga memberikan perbandingan antara Indonesia dengan Arab Saudi dan Turki. Di Turki banyak hak-hak yang terabaikan, termasuk hak untuk bersuara.

Ernes Kanter, salah satu pemain NBA dituduh telah mendanai kelompok teroris karena menyuarakan isu-isu sosial di negaranya, Turki melalui jersey yang ia kenakan.

“Aku tumbuh di bagian timur Turki. Aku punya banyak teman Kurdi dan beberapa dari mereka adalah orang yang paling baik yang pernah ku kenal. Saudara dan saudari Kurdi ku telah ditekan dan dilecehkan oleh pemerintah Turki selama bertahun-tahun,” cuit Kanter sebagaimana dikutip dari rmol.

Hak asasi kaum perempuan juga dilanggar oleh pemerintahan Turki, penangkapan hingga pembunuhan selalu menjadi santapan wajib bagi mereka yang memperjuangkan hak-haknya, bahkan sejak 2016, Erdogan telah mengebiri hak-hak asasi manusia terhadap pihak-pihak yang dianggapnya berseberangan dengannya.

Bahkan otoritas Turki tidak segan-segan menahan 13 perempuan yang sedang mengikuti pawai hari perempuan internasional karena dianggap telah menghinana Presiden Erdogan. Di Turki, menghina presiden adalah kejahatan. Sudah banyak anak-anak, jurnalis, actor, politisi, dan ribuan orang lainnya dipenjara atas tuduhan penghinaan terhadap Presiden Erdogan. Turki disebut-sebut sebagai penjara jurnalis terbesar di dunia.

Sudah banyak kasus pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Erdogan, sampai-sampai lawan-lawan politik Erdogan pun terancam dibui. Bahkan baru-baru ini kriminalisasi praktisi budaya juga menguat di Turki. Hal tersebut menandakan bahwa Turki tidak lebih baik dari Indonesia dalam masalah kebebasan.

Ustadz Arrazy Hayim juga menyinggung Arab Saudi yang tidak sebebas Indonesia. “Apalagi di Saudi, di Saudi boro-boro pak orang buat pengajian, ngaji hikam begini dilarang. Ngaji hikam kita dilarang pak sekarang. Gak usah ngaji hikam, buat pengajian selain ditempat yang resmi itu dilarang,” kata Ustadz Arrazy.

“Maka bersyukur hidup di negeri kita ini, jangan ngeluh mulu tiap hari,” lanjut Ustadz Arrazy.

Ustadz Arrazy juga mengajak para jamaah untuk tidak melulu berfokus pada berita buruk yang tersebar di berbagai media sosial, beliau mengajak untuk membaca berita baik tentang Indonesia. Apalagi saat ini semua orang merasakan tidak ada Batasan dalam bergerak dan bersuara. “Yang penting jangan menghujat simbol-simbol kenegaraan aja,” ujar Ustadz Arrazy.

“Meskipun negeri kita tidak bagus-bagus amat, tapi ini sudah sangat bagus untuk kebebasan,” tutup Ustadz Arrazy Hasyim.


Editor: Daniel Simatupang