Amalan Batin dan Amalan Lahir Syekh Ramadhan Al-Buthi

 
Amalan Batin dan Amalan Lahir Syekh Ramadhan Al-Buthi
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Suatu ketika, Syekh Said Ramadhan Al-Buthi menjenguk salah seorang sahabatnya yang baru saja dioperasi, sahabatnya itu berkata, “Saya sangat menyayangkan waktu anda yang sangat berharga harus terbuang hanya untuk membesuk saya, karena waktu anda adalah milik umat.”

Dengan senyum mengembang Syekh Al-Buty menjawab, “Ada dua jenis amalan dalam hidup kita, amalan lahir dan amalan batin, keduanya saling membutuhan, tak terpisahkan. Semua pengajian, perkuliahan, seminar yang saya berikan, serta semua buku yang saya tulis, itu adalah amalan lahir.”

“Sedangkan menziarahi orang sakit adalah amalan batin, amalan batin inilah rahasia suksesnya amalan lahir, dan amalan batinlah yang membuat amalan lahir menjadi berkah dan bermanfaat.” Lanjutnya.

“Terkadang, saat saya tenggelam dalam lautan buku dan tulisan, saya merasa ada sesuatu yang kurang, sepertinya saya harus melakukan amalan batin, akhirnya saya meletakkan buku, pena dan kertas, kemudian saya pergi menziarahi orang-orang saleh. Kalau saya tidak melakukan itu, kebuntuan akan merasuki hati saya, dan itu berpengaruh pada pikiran, sehingga apa yang saya tulis terasa kering, kaku dan tidak ada manfaatnya.” Tutupnya.

Itulah rahasia kenapa Syekh Al-Buty memiliki perkataan penuh hikmah yang mampu dipahami oleh berbagai lapisan jamaah, yang hadir di pengajian dan khutbah beliau terdiri dari orang awam dan orang terpelajar, kata-kata beliau bisa dipahami oleh orang awam dan tidak membosankan bagi yang terpelajar. Begitu juga tulisan-tulisan beliau, kalau pernah membaca buku karya beliau, pasti tahu betapa indahnya coretan pena beliau.

Duduk dengan orang-orang shaleh, kapanpun yang dibicarakan adalah ilmu serta kebaikan. Kalau tidak bisa menjadi orang shaleh, setidaknya akan mendapat kebaikan dengan mencintai orang-orang saleh.


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 24 Maret 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Editor: Ahmad Syahroni