Gus Baha: Hikmahnya Sedekah Orang Shaleh Tidak Diketahui Orang Lain

 
Gus Baha: Hikmahnya Sedekah Orang Shaleh Tidak Diketahui Orang Lain
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Ketika orang shaleh berbuat sesuatu yang baik walau dengan cara yang sedikit berbeda, maka hal itu juga merupakan suatu bentuk keshalehan. Tidak sedikit orang shaleh melakukan suatu hal yang menimbulkan kesalahpahaman di mata orang awam. Misalnya, menghamburkan uang dengan cara berbelanja sesuatu yang tidak penting, mungkin bagi orang awam hal tersebut adalah mubadzir, namun bagi orang yang shaleh ia sedang menebarkan rahmat Allah kepada orang lain.

Gus Baha pernah berkisah tentang bagaimana beliau menebar RahmatNya Allah SWT, “Saya sampai sekarang, dari anak saya mulai TK-SD saya beri (uang) saku terus, kadang beli jajan yang dia sama sekali tidak doyan. Dulu ibunya ya marah sebelumnya, ‘la orang tidak dimakan kok dibeli Gus.’ Meskipun tidak dimakan ya penjualnya tetap senang, butuhnya penjual itu kan laku bukan dimakan saja,” kata Gus Baha.

Bagi orang awam, mindset “kalau tidak dimakan, ya jangan beli” merupakan sebuah kekeliruan, sebab dengan membeli dagangan si penjual maka sudah pasti si penjual akan membawa uang untuk memberi makan keluarganya.

“Ya kasihan penjualnya, padahal penjualnya doa semoga jualannya laris. La uang lima ribu bagi kita tidak penting, ya sudah biar habis agar manfaati penjual-penjual, karena orang dikasih itu malu karena jadi tidak punya harga diri, tapi kalau lewat jual beli kan senang,” kata Gus Baha.

Banyak ulama yang melakukan hal tersebut, bagi orang awam hal tersebut memang adalah tindakan yang sangat boros, namun bagi orang yang sudah mengerti hal tersebut adalah cara orang shaleh menebar Rahmat Allah. Dengan cara seperti maka tidak akan menyakiti perasaan si penerima.

“Makanya temani orang sholeh, orang sholeh itu luar biasa. Kanjeng nabi itu kalau makan sering di luar, ya biasa kelihatan orang banyak. Karena nabi punya kepentingan, beliau jadi nabi setelah nabi Isa a.s. yang karena sangat sakralnya sangat priayi malah berlebihan dianggap sebagai anak Tuhan, maka nabi memperlihatkan kemanusiaannya,” kata Gus Baha.

Gus Baha juga seringkali menampakkan keshalehannya, contoh kecil yang sering dilakukan adalah guyon. “Lho saya pernah mencoba khusyuk, khusyuk itu diam malah mimpiku jelek, karena aku tidak diam saja beribawa kalau diam malah buyutnya beribawa. Akhirnya orang tidak berani tanya ke agama, kalau ada tanya ke agama terus nyana ke orang lain sama Rukhin misalnya, malah karu-karuan (acak-acakan), tapi barokahnya saya sering bercandaan (akhirnya) orang berani tanya, barokahnya berani tanya ilmu dikembalikan pada ahlinya,” kata Gus Baha.


Editor: Daniel Simatupang