Sampai Kapan pun Tidak Ada Manusia yang Bisa Menandingi Kuasa Tuhan

 
Sampai Kapan pun Tidak Ada Manusia yang Bisa Menandingi Kuasa Tuhan
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta - Sehebat dan secanggih apapun manusia dan teknologinya tidak akan bisa mengalahkan kehebatan Allah ﷻ. Contohnya ruh, mungkin manusia biasa meniru ciptaan Allah ﷻ yang lain tapi tidak dengan ruh. Andai manusia dengan penemuan Sains-nya kelak bisa menciptakan telur sintesis atau telur buatan — sayangnya sampai abad ke-21 ini belum ada yang mampu membuatnya — membuat telur dan bisa menetas menjadi anak ayam, maka manusia dipastikan tidak akan bisa menciptakan ruh (nyawa) yang bisa menghidupkan anak ayam tersebut.

Allah ﷻ telah berfirman:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS. Al-Isra': 85)

Maka janganlah pernah sombong, mengaku sebagai Tuhan seperti Fir'aun yang jazad kematiannya diabadikan hingga hari akhir, pelajaran bagi manusia yang hidup berikutnya atau menantang Tuhan seperti Namrud yang mati mengenaskan oleh seekor nyamuk kecil.

Allah ﷻ berfirman:

وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا.

“Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.” (QS. Al-Isra': 37)

Juga tak kalah sombongnya dari Fir'aun dan Namrud adalah manusia yang mengaku diri sebagai Atheis yang berkata, “Tuhan yang disembah manusia adalah ciptaan manusia, sedangkan manusia dan alam semesta terjadi akibat hukum aksi dan reaksi.”

Allah ﷻ telah berfirman untuk menjawab kesombongan mereka:

أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا.

“Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS. Al-Furqon: 44)

Dikutip dari Gemilang Ilmu


Editor: Daniel Simatupang