Khutbah Jumat: Mengetuk Pintu langit, Prasangka Baik Kepada Allah, Bertasbih dan Bersabar

 
Khutbah Jumat: Mengetuk Pintu langit, Prasangka Baik Kepada Allah, Bertasbih dan Bersabar

KHUTBAH PERTAMA

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي امْتَنَّ عَلَى الْعِبَادِ بِأَنْ يَجْعَلَ فِي كُلِّ زَمَانِ فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ بَقَايَا مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ، يَدْعُونَ مَنْ ضَلَّ إِلَى الْهُدَى، وَيَصْبِرُونَ مِنْهُمْ عَلَى الأَذَى، وَيُحْيُونَ بِكِتَابِ اللَّهِ أَهْلَ الْعَمَى، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن. قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مّمّن دَعَآ إِلَى اللّهِ وَعَمِلَ صَالِحاً وَقَالَ إِنّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Wabah pandemi Covid-19 yang belum hilang dari bumi pertiwi merupakan hal yang menjadi keperihatinan bersama. Dari media kita bisa melihat total warga Indonesia yang dilaporkan tertular virus corona telah menembus 1,9 juta orang dan lebih dari puluhan orang telah meninggal dunia akibat pandemi. Wabah ini sebagai malapetaka yang menimbulkan ketakutan pada seluruh umat manusia diseluruh dunia. Lantas bagaimana sikap seorang muslim dalam menghadapi wabah ini?

Sebagai umat muslim tentunya tidak menyikapi pandemi ini dengan ketakutan yang berlebihan, tetapi harus dihadapi dengan senantiasa berprasangka baik pada Allah swt bahwa pandemi ini akan berlalu dengan ikhtiar dan senantiasa berdo`a mengetuk pintu langit agar wabah ini segera diangkat oleh Allah.

Pentingnya seorang muslim harus kembali kepada Allah dalam menghadapi pandemi ini sesuai dengan pedoman dari Al Qur’an. Dalam surat Al Ankabut ayat 2 dan 3 umat Islam diingatkan bahwa setiap kejadian yang menimpa manusia merupakan ujian dan cobaan untuk mengukur seberapa besar kadar keimanan seseorang. Agar kita bisa menang dalam ujian ini dan masuk dalam barisan orang-orang yang beriman.

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ (٢)

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ (٣)

"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka. Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para pendusta".

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dalam menghadapi wabah Covid-19 yang kembali meningkat dan entah kapan berakhirnya ini ada tiga hal yang dilakukan umat Islam:

Pertama, Berprasangka baik kepada Allah ketika mendapat ujian menjadi bagian dari ibadah hati seorang muslim. Tidak ada kejadian yang tercipta tanpa makna, dibalik ujian dan kesulitan, pasti akan ada penyelesaiannya

"Karena sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan".

Allah swt tidak akan berbuat dzalim kepada makhluknya dengan memberikan kesulitan di luar batas kemampuan makhluknya seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah ayat 286 yang berbunyi:

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا

“Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya.”

Ayat diatas memberi kekuatan dan harapan kepada kita manusia untuk senantiasa optimis dan semangat dalam menghadapi pandemi ini. Menyakini bahwa pertolongan Allah swt pasti akan datang disaat yang tepat, seperti kisah nabi Musa AS ketika akan tersusul oleh pasukan Fir’aun, “sesungguhnya Allah bersamaku, dia akan memberikan petunjuk kepadaku” saat kita ditimpa kesulitan yang seolah-olah kita tidak mampu untuk mengahadapinya. Jadi, janganlah bersedih dan takut atas setiap kesulitan yang meliputi kita, karena pertolongan Allah Swt akan selalu datang tepat pada waktunya. Dengan datangnya kesulitan, kita akan memiliki hati yang lebih kuat dan sadar atas kekurangan serta kesalahan kita dan dijauhkan dari sifat sombong karena pada dasarnya manusia jauh dari kesempurnaan dan serba dalam keterbatasan. Dalam hidup ini tidak ada hidup tanpa ujian, karena ujian merupakan sunnah-Nya. Hanya saja yang kita perlukan bijaksana dalam menyikapinya, seperti yang diajarkan oleh Imam Syafi`I ketika menghadapi ujian dan musibah. “Jika Semua Orang Menjauh Ketika Engkau Mendapat Kesulitan, Maka Ketahuilah Bahwa Allah Swt Ingin Membuatmu Kuat Dan Ia Akan Menjadi Penolongmu.”  (Imam Syafi’i)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Kedua Berdoa dan Bertasbih. Imam pernah Syafi’i berkata: “Saya tidak melihat ada hal yang lebih bermanfaat untuk menghilangkan wabah dibanding bertasbih (kepada Allah)”. (Hiyatul Awliya’: 9/136). Diriwayatkan bahwa Allah swt memberi pertolongan kepada nabi Yunus as berkat doa dan tasbihnya nabi Yunus sebagaimana yang diabadikan dalam Al Qur’an Surat Al Anbiya ayat 87:

وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ (٨٧)

(Ingatlah pula) Zun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya. Maka, dia berdoa dalam kegelapan yang berlapis-lapis “Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.”

Semua kemudahan itu datangnya dari Allah dan merupakan sebuah karunia, bukan kerja keras hambanya, karena itu berdoa dan bermunajatlah kepada Allah dengan penuh kepasrahan serta membutuhkan pertolongan Allah swt serta mengakui segala kesalahan dan kekhilafan sebagai manusia. Memohon pertolongan Allah swt dengan memuji keagungan-Nya, karena barang siapa yang bertawakkal pada Allah swt maka Dia akan memudahkan segala urusan hambanya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Ketiga, Sabar dan Ikhlas, Sebagai hamba kita harus ikhlas atas segala ketentuan dan kehendak Allah swt. Jika Allah swt berkehendak, tidak ada seorang makhluk pun yang dapat menghalangi-Nya. Allah Maha Kuasa Maha Gagah, Maha Kuat, termasuk terjadinya wabah Covid-19 yang saat ini sedang melanda seluruh dunia dimuka bumi. Sabar menghadapi dan menjalani semua ujian. Sabar bukan berarti hanya pasrah, melainkan ikhtiar. Sabar juga berarti menjaga bahkan dapat meningkatkan nilai ibadah meskipun ada pembatasan-pembatasan. Dalam Surat Al Baqoroh ayat 45 Allah swt mengajarkan kepada umat muslim untuk senantiasa mengiringi sabar dengan shalat.

"Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya (salat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk".

Musibah, ujian serta cobaan yang diberikan Allah swt kepada manusia adalah wujud untuk menguji kesabaran manusia. Umat Islam diperintahkan untuk senantiasa bersabar selama menjalani ujian sehingga dapat dengan mudah dilalui. Kesabaran juga merupakan cerminan dari nilai keimanan seorang hamba.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Akhirnya marilah kita sama-sama mengetuk pintu langit dengan Berprasangka Baik Kepada Allah, Bertasbih dan Bersabar dalam menghadapi wabah yang tidak kunjung selesai ini. Dengan ikhtiar dan doa  semoga Allah SWT bekenan memberikan pertolongan, karena barang siapa yang meminta pertolongan kepada Allah swt maka Dia akan memberi pertolongan-Nya dengan mengangkat wabah pandemi Covid-19 ini sehingga kita bisa hidup normal seperti biasanya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Demikianlah khutbah jumat yang dapat saya sampaikan, semoga kita dapat mengambil hikmah dari yang saya sampaikan.

بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA:

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

DO'A KHUTBAH :

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

_____________________
Oleh: Ahmad Baedowi, M.Si.