Menghadapi Tekanan Hidup dengan Hikmah Rumus Fisika

 
Menghadapi Tekanan Hidup dengan Hikmah Rumus Fisika
Sumber Gambar: Freepik, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Saya sering membaca kata-kata motivasi yang diambil dari rumus ilmu fisika. Contohnya, "Tekanan berbanding lurus dengan gaya, jadi kalau hidupmu banyak tekanan, boleh jadi kamu kebanyakan gaya." Kalimat ini menggelitik. Walau hanyalah plesetan, tapi cukup bersesuaian dengan rumus tentang tekanan P = F/A (P merupakan sebutan untuk power; F dipahami sebagai force, dan A diartikan sebagai area).

Rumus ini untuk mengukur tekanan. Suatu tekanan dapat diukur dari besarnya gaya yang bekerja dan luas penampang benda. Tekanan berbanding terbalik dengan luas permukaan. Karena itu, semakin kecil permukaannya semakin besar tekanan yang dihasilkan. Makanya, pisau yang tipis dan lancip justru makin tajam. Begitu juga dengan paku yang ujungnya runcing. Jadi, kalau kita lagi banyak masalah, jangan mengurung diri di kamar, tapi keluar rumah dan jalan-jalan agar tekanan masalahmu berkurang. Paku yang ujungnya tumpul tak akan menembus tembok.

Jadi, menurut rumus fisika ini juga, tekanan berbanding lurus dengan gaya. Seharusnya, makin besar tekanan hidupmu makin kuat larimu kepada Allah. Kamu butuh energi besar untuk sabar, tawakkal dan istiqomah. Kita sering mendapatkan tekanan hidup yang bertubi-tubi. Maka, kita harus melawannya dengan energi atau kekuatan besar.

Sabar adalah energi besar. Begitu juga tawakkal. Jadi, larilah kepada Allah agar terbebas dari semua tekanan hidup. Maka, salurkanlah ke energi positif. Jangan mencari pelampiasan negatif seperti narkoba dan dugem, karena hanya akan membuatmu makin terpuruk. Tak perlu juga dandan menor dan gaya nyeleneh untuk menutupi masalah ekonomi dan tekanan hidup yang menghimpitmu.

Pikir-pikirkanlah, renung-renungkanlah! Semoga bermanfaat. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 12 Juli 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Halim Ambiya (Pengasuh Pesantren Tasawuf Underground)

Editor: Hakim