Kepemimpinan Nene Mallomo, Potret Kepemimpinan Rasulullah SAW

 
Kepemimpinan Nene Mallomo, Potret Kepemimpinan Rasulullah SAW
Sumber Gambar: FB Dr. Wahidin Ar-Raffany, S.Ag., M.A

Laduni.ID, Jakarta – Di Sidenreng Rappang (Sidrap) pernah hidup seorang tokoh yang dikenal dengan istilah Tau Accana Sidenreng. Itulah gelar yang diberikan pada seorang tokoh yang melegenda bernama Nene Mallomo. Itulah sebabnya Kab. Sidrap sering disebut dengan sebutan bumi Nene Mallomo.

Dalam falsafah Bugis dikenal syair tentang kepemimpinan beliau sebagai berikut;

Nene mallomo rituona, ri monriwi napampiri, ri tengngai nasiraga-raga, ri yoloi napatiroi.

Makna dari falsafah tersebut kira-kira bisa dipahami bahwa model kepemimpinan Nene Mallomo terdiri dari 3 corak:

1. Ketika berada dibelakang rakyat ia menjadi motivator yang mampu mengarahkan ibarat penggembala yang mengarahkan perjalanan gembalaan.

2. Ketika berada ditengah-tengah rakyat yang dipimpinnya, ia bahu membahu bersama rakyat bekerja sekuat tenaga untuk kemaslahatan ummat.

3. Ketika berada di depan ia menjadi teladan yang baik atau uswatun hasanah. Maka tak heran kalau kemudian Nene Mallomo berani mengeluarkan statemen 'Ade e temmakkiana, temmakkiappo' (hukum tak mengenal anak atau pun cucu). Persis apa yang pernah dikatakan Rasulullah SAW:

لو كان فاطمة بنت رسول الله سرڤت لڤطعت يدها

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN