Amalan Utama Seorang Pemimpin

 
Amalan Utama Seorang Pemimpin
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Ketika sudah mulai diamanati jabatan, hal yang perlu ditambah adalah tindakan tunai amanat. Sedangkan hal yang perlu dikurangi adalah ibadah ritual. Ini bukan berarti mengurangi kedekatan dengan Tuhan. Justru malah semakin sedikit ritual, maka semakin dekat dengan Tuhan. Sebab semakin banyak tindakan untuk menunaikan amanat.

Ayat suci Al-Qur'an berkali-kali menyuruh pejabat untuk makin dekat dengan Tuhan, tapi dengan cara yang khas. Allah SWT berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا

“Allah menyuruh kalian menunaikan amanat dengan tindakan-tindakan yang tepat. Dan ketika menetapkan suatu keputusan, tetapkanlah dengan adil sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sungguh Allah sedang memberimu bimbingan khusus dengan cara (tunai amanat dan adil) seperti itu. Kamu harus percaya, sebab Tuhan Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (QS. An-Nisa: 58)

Jadi amalan utama seorang pemimpin adalah segera melakukan tindakan yang teratur, terukur serta segera menerbitkan keputusan dan kebijakan, yang semuanya harus dilakukan dengan adil. Tanpa ada tendensi keuntungan pribadi atau golongan.

Manfaat tindakan seperti itu bukan lagi individu, melainkan publik. Jangkauannya luas sekali. Karena itu ditegaskan oleh Rasulullah SAW, bahwa "Khairunnas anfa'uhum linnas". Sebaik-baik manusia adalah yang paling luas manfaatnya bagi publik.

Wiridan dalam kamar itu baik. Puasa Senin Kamis itu baik. Ziarah ke sana sini juga baik. Tapi kalau itu semua kemanfaatannya adalah individu, maka itu artinya bukan publik. Sedangkan yang diutamakan Rasulullah SAW adalah kemanfaatan publik.

Maka bersyukurlah, teman-teman sekalin yang saat ini sedang dianugerahi amanat memimpin. Bukan untuk bangga status, namun justru untuk syukur, sebab diberi bimbingan khusus oleh Allah SWT dan digadang-gadang oleh Rasulullah SAW sebagai manusia kelompok the best.

Karena itu tidak perlu ragu mengurangi amalan yang bermanfaat individu, demi mengakselerasi amalan yang bermanfaat publik. Dan itu adalah indikator utama level baiknya seseorang. 

Ada sebuah riwayat yang menjelaskan berikut:

يَوْمٌ مِنْ إِمَامٍ عَادِلٍ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَة سِتِّيْنَ سَنَةً

"Satu hari bagi seorang pemimpin yang adil lebih utama daripada ibadah (sunnah) 60 tahun."

Begitulah bahwa pahala tindakan-tindakan yang tepat sebagai seorang pemimpin itu dihargai harian oleh Allah SWT dengan pembandingan pahala 60 tahun ibadah orang biasa.

Karena itu bagi yang ingin pahala wiridan selama 60 tahun, lebih baik mencicipi jadi pemimpin saja sehari, tapi lakukan tindakan dengan seadil-adilnya. Dan jadi sangat aneh kalau ada pemimpin yang kerjaannya justru banyak melakukan ritual-ritual, tapi minim tindakan-tindakan yang ditunggu-tunggu masyarakat yang dipimpinnya. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 02 Juli 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Prof. Agus Zainal Arifin

Editor: Hakim