Hadi Musa Said: Berdirinya STAI Al Badar Merupakan Ikhtiar Warga NU untuk Pendidikan

 
Hadi Musa Said: Berdirinya STAI Al Badar Merupakan Ikhtiar Warga NU untuk Pendidikan
Sumber Gambar: Ketua STAI Al Badar H. Hadi Musa Said (dok Hadi Musa Said)

Laduni.ID, Purwakarta- Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Badar Cipulus Purwakarta, H. Hadi Musa Said mengatakan, berdirinya lembaga pendidikan tinggi yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah Cipulus, Purwakarta, Jawa Barat merupakan amanat, mimpi dan cita-cita dari dewan kyai berikut para sesepuh pondok yang penerusnya telah diteruskan oleh generasi ke enam. 

"Saat ini, kita mempunyai cita-cita, harapan sesuai dengan mimpi Abah Cipulus (Kyai Adang Badrudin, generasi ke enam penerus pondok Cipulus) yaitu mendirikan sebuah kampus, Sekolah Tinggi Agama Islam Al Badar. Harapan kita, niat dan tekad kita mendapatkan dukungan dari semua pihak. Dan ini merupakan kebutuhan dari santri, siswa, untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tentu ini akan kita darma-baktikan untuk negara, berkontribusi terhadap negara melalui jalur pendidikan yang tentunya tidak hanya bisa diselesaikan oleh negara saja," ulas Hadi Musa Said, seperti yang ditayangkan kanal Youtube Bumi Al-Badar Cipulus dengan judul; PROFIL SINGKAT STAI AL-BADAR CIPULUS yang diunggah pada 19 Juni 2021. 

Ia melanjutkan, pesantren Cipulus tidak akan berhenti berikhtiar mencetak sumber daya manusia Indonesia unggulan yang berlatar santri. "Keberadaan STAI Al Badar menjadi satu upaya serius guna melengkapi kebutuhan lembaga pendidikanya, dan kami berkomitmen dengan tetap melestarikan tradisi pesantren yaitu mengkaji ilmu-ilmu keagamaan serta menjaga dan membumikan kultur ahlussunah wal jamaah an nahdliyah. Pesantren Cipulus akan terus berkontribusi membangun peradaban, membangun generasi yang terbaik, yang berguna bagi agama, negara dan bangsa," sambungnya. 

Pada kesempatan itu, Hadi Musa Said juga menjelaskan secara singkat latar berdirinya pondok pesantren Al Hlkamyssalafiyah Purwakarta berikut pengembangan tahapan pendidikan yang dilalui oleh para santri. "Saya ingin sedikit berbicara tentang sejarah pesantren Cipulus yang lahir pada 1840 atau 105 tahun sebelum Indonesia merdeka. Tahapan pendidikan di pesantren ini begitu beragam. Artinya ada proses pendidikan formal yang masuk ke pesantren, sebelumnya tentu pesantren ini adalah pesantren salafiyah yang mengkaji khusus ilmu-ilmu keagamaan. Tetapi mulai 80-an pesantren ini juga sudah mengadopsi atau berakselerasi dengan (kurikulum) sekolah formal dan sekitar tahun 90-2000'an mulai ada sekolah-sekolah formal yang lebih spesifik lagi," sambungnya. 

Sebagai informasi, Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah Cipulus, Purwakarta kini menampung 6000-an santriwan dan santriwati dengan lebih dari 18 asrama yang berada di lingkungan pondok. Lokasi pondok ini terletak di Nagrog, Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.  

Menurut Hadi Musa Said, kehadiran STAI Al Badar tetap menjadikan pesantren sebagai basis utamanya. "Karena pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di negeri ini. Dan peran pesantren, santri sangat penting, tidak hanya dalam proses merebut dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), lebih jauh adalah menanamkan nilai, semangat juang serta warisan para pendiri republik, para kyai, ulama, masyayikh dan tokoh-tokoh NU untuk tetap mencintai tanah air, sekaligus mentransformasikan nilai dan kultur ahlussunah wal jamaah an nahdliyah," tutupnya. (Editor: Ali Ramadhan)