Gus Dur Tidak Percaya Pada Revolusi

 
Gus Dur Tidak Percaya Pada Revolusi
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Suatu ketika di Istana Negara, saat tidak ada tamu, Gus Yahya berkesempatan untuk berbincang santai dengan Presiden Keempat RI itu. Pada satu pembahasan, Gus Dur kemudian mengatakan sesuatu dalam bahasa Jawa.

Kulo niki nopo tho sing dereng kulo sinauni (aku ini apa sih yang belum saya pelajari)? Semua sudah saya pelajari. Teori Kapitalisme sampai cabang-cabangnya, saya sudah paham semua. Marxisme sampai ke anak cucunya saya sudah hafal semua. Tapi setelah mempelajari semua itu, saya sampai pada satu kesimpulan. Sedoyo niku nopo jare kersane pengeran (Semua sudah ditakdirkan Allah),”.

Gus Dur tidak pernah menyerukan satu gerakan revolusioner yang bersifat sistemik. Sebab di dalam sejarah, tidak pernah ada revolusi sistemik yang menghasilkan atau berujung pada kemaslahatan.

Revolusi pasti harus memakan korban yang begitu besar. Sedangkan Gus Dur selalu melandasi semua lakunya pada moralitas kemanusiaan. Prioritas Gus Dur adalah kemanusiaan. Maka semua yang dilakukan didasarkan pada motivasi kemanusiaan.

Prinsip dan pemikiran Gus Dur sangat penting untuk direalisasikan, terutama di tengah era globalisasi ini. Sebab dunia tidak mungkin bisa menanggungkan tragedi kemanusiaan yang sangat besar.

Dunia tidak mungkin menyangga bahaya dari satu ideologi dan sikap yang menafikan kemanusiaan. Nah, ideologi dan sikap yang menafikan kemanusiaan itu apabila dituruti ujungnya akan menimbulkan tragedi besar di tengah-tengah globalisasi.

Ia mencontohkan, konflik antarkelompok yang dibingkai dengan identitas universal (seperti agama) akan begitu cepat merambat ke seluruh belahan dunia – seperti serangan anti-Islam di New Zealand dan penyembelihan oleh Muslim terhadap nonmuslim di Prancis.

Itu adalah konsekuensi yang harus dihadapi kalau orang bertindak berdasarkan sikap dan ideologi yang menafikan kemanusiaan. Gus Dur sangat memandang kemanusiaan sebagai sesuatu yang sangat fundamental.

Suatu ketika, salah seorang Muslim asal Sudan bertemu Gus Dur dan menyampaikan bahwa dirinya ingin mengembangkan sebuah pemikiran tentang kemanusiaan.

“Itu adalah jalan yang benar,” kata Gus Dur merespons Muslim Sudan itu.

Kalau kita mau mengembangkan pemikiran tentang Islam harus diarahkan pada kemanusiaan. Kalau kita mengarahkannya kepada kemanusiaan maka pada ujungnya nanti kita akan menemukan jalan keluar bagi berbagai kemelut yang melanda dunia hari ini.

 

Oleh: Gus Yahya Ch