Menggenggam Dunia Dengan Kreativitas

 
Menggenggam Dunia Dengan Kreativitas
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

LADUNI.ID, Jakarta – Pada tahun 2030-2040 Indonesia akan mengalami Bonus Demografi, di mana sebanyak 64% penduduk Indonesia berada pada usia produktif. Puncaknya akan terjadi pada tahun 2034 yang membuat Indonesia akan bertransformasi menjadi negara maju dengan berkontribusi sebesar 0,22% poin terhadap pertumbuhan ekonomi, atau malah menjadikan Indonesia sebagai negara pasar (konsumen) karena tidak mampu bersaing dan berkreatif.

Fakta tersebut disampaikan oleh Nur Chasanah, S.Psi., Pengampu Rubrik Konsultasi Siap Nikah Umur 25 Tahun Laduni.Id saat kegiatan Readiness of Young Generation for Industry 4.0 (Kesiapan Generasi Muda Menyongsong Industri 4.0) yang diselenggarakan oleh Yayasan DIA bersama Laduni.ID secara daring pada, Ahad (4/4/2021).

Pemuda harus siap menghadapi era 4.0 dan prediksi bonus demografi, karena hal ini berarti jumlah pesaing semakin banyak, sedangkan era 4.0 menuntut pemuda untuk bisa beradaptasi dan bersaing. Jika pemuda Indonesia tidak membekali diri dengan ilmu dan soft skill, serta tidak mampu bersaing dalam kreativitas dan inovasi, maka sudah dipastikan Indonesia akan menjadi negara konsumtif terbesar di dunia.

Carl G. Jung (1961) menjelaskan bahwa kreativitas itu merupakan ekspresi tertinggi dari keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan (yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia) seperti berfikir, merasa, menginderakan, dan intuisi (basic function of thingking, feelings, sensing and intuiting).

Sedangkan menurut Mihaly Csikszentmihaly (1996) salah satu hal yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah predisposisi genetis (genetic predispotition). Predisposisi genetis tersebut dapat ditemukan dalam 10 ciri-ciri kepribadian, diantaranya adalah memiliki energi fisik, cerdas dan cerdik, bermain dan disiplin, imajinatif dan fantasi, kekinian dan masa lalu, introvert dan ekstrovert, rendah diri dan bangga, menunjukkan kecenderungan androgini psikologis, mandiri dan objektif, terbuka dan sensiif.

Di era 4.0, kreativitas menjadi modal utama yang perlu dimiliki pada setiap individu, karena dengan hal tersebut pemuda Indonesia akan mampu bersaing di dunia kerja, mendorong diri menjadi lebih baik dan positif, meningkatkan kemampuan problem solving pada tiap diri individu, dan tentunya menjadikan diri lebih sehat dan lebih produktif karena memunculkan ide-ide baru.

Ada berbagai cara yang dapat individu lakukan untuk menumbuhkan kreativitas, diantaranya adalah dengan menemukan passion, tangkap ide, melakukan refleksi dan intropeksi, tidak lupa bersyukur, ciptakan komunitas, melakukan pengandaian, dan tidak lupa untuk banyak membaca. Hal tersebut dapat memicu kreativitas individu.

Kreativitas tidak tumbuh begitu saja, namun ia melewati beberapa proses yang harus dilalui, seperti melakukan persiapan dengan menyerap informasi sebanyak mungkin. Setelah itu maka alam bawah sadar mulai bekerja untuk mengolah informasi menjadi ide baru (inkubasi). Saat itulah muncul ide dan gagasan yang perlu dicatat agar dilakukan evaluasi untuk refleksi diri, apakah ide-ide tersebut layak direalisasikan. Terakhir, mengelaborasikan ide-ide tersebut  dengan ketekunan, kecermatan, waktu, tenaga, pikiran dan mungkin biaya.

Jika individu sudah mampu melaksanakan tahap tersebut makai a disebut dengan Creativepreneur, yaitu seseorang yang menjual atau memulai bisnisnya menggunakan ide kreatif. Biasanya berupa desain atau seni sebagai tolak ukur utama, karena ia mampu menciptakan ide-ide kreatif ketika melihat sebuah peluang.