Biografi KH. Shodiq Mahmud, Pesantren Mahasiswa Al-Jauhar, Jember

 
Biografi KH. Shodiq Mahmud, Pesantren Mahasiswa Al-Jauhar, Jember
Sumber Gambar: foto istimewa

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru-Guru

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Mendirikan Lembaga Pendidikan
3.2  Mendirikan Pesantren
3.3  Kiprah di Nahdlatul Ulama
3.4  Masa Penjajahan

4.    Chart Silsilah Sanad
5.    Referensi

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. Shodiq Mahmud lahir pada 3 Maret 1925 di lingkungan Pesantren Sabilut Thoyyibah, Bugur Lor, Pasuruan. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Mahmud Shiddiq dan Nyai Hj. Jauharoh Makmunah.

1.2 Keluarga
KH. Shodiq Mahmud menikah dengan Nyai Elok Mu’awanah, pada tahun 1948 M. dari pernikahannya, beliau dikarunia 6 anak.

Ayah Kyai Shodiq adalah saudara lain ibu dari KH. Ahmad Shidiq, tokoh nasional NU. Beberapa tahun kemudian, Kyai Shodiq kecil pindah ke Jember karena ikut ayahnya sebagai penghulu agama.

1.3 Wafat
KH. Shodiq wafat pada 4 April 1998. Jenazah beliau dimakamkan di pemakaman umum Cukil Gebang, bersebelahan dengan istrinya.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1 Pendidikan

KH. Shodiq Mahmud memulai pendidikannya dengan belajar di Pesantren Talangsari asuhan KH. Mahfudz Shiddiq. Saat umur sekitar 10 tahun, Kyai Shodiq kecil dikirim ke Pesantren Tebuireng yang diasuh KH. Hasyim Asy’ari. Setelah cukup lama di pesantren tersebut, Kyai Shodiq pulang ke Jember.

2. Guru-Guru
1. KH. Mahfudz Shiddiq, Pesantren Talangsari,
2. KH. Hasyim Asy’ariPesantren Tebuireng.

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

3.1 Mendirikan Lembaga Pendidikan
Sambil bertugas di Kodim, Kyai Shodiq menempuh kuliah di Fakultas Hukum Universitas Jember, dan lulus tahun 1964. Pada tahun itu juga, NU Jember menggelar konferensi, yang salah satu rekomendasinya adalah mendirikan perguruan tinggi, dengan nama Institut Agama Islam Djember (IAID).

Setahun kemudian, IAID resmi berdiri, dan KH. Shodiq ditunjuk sebagai dekannya. IAID kemudian dinegerikan menjadi Fakultas Tarbiyah, dan sekian tahun kemudian diresmikan menjadi IAIN Sunan Ampel oleh Menteri Agama RI, Prof. KH. Saifuddin Zuhri.

Selain itu, pada tahun 1984, KH. Shodiq juga ikut mendirikan Universitas Islam Jember (UIJ), dan mengajar di Fakultas Hukum dan Tarbiyah UIJ hingga tahun 1996.

Jiwa kependidikan KH. Shodiq terus menggelora. Di sela-sela tugasnya sebagai dekan, beliau bersama KH. Muchit Muzadi dan beberapa kyai lain mendirikan Sekolah Persiapan IAIN (kini MAN 1 Jember). Saat itu kepala sekolahnya diserahkan kepada KH. Muchit Muzadi.

3.2 Mendirikan Pesantren
KH. Shodiq akhirnya pensiun dari PNS. Pensiun sebagai abdi negara, bukan berarti pensiun sebagai abdi umat. Salah satu bentuk pengabdiannya adalah mendirikan Pesantren Mahasiswa “Al-Jauhar” di Jl. Nias III/5 Jember, tanggal 15 September 1991. KH. Shodiq juga masih meluangkan waktu mengajar di Universitas Islam Malang (UNISMA) dan menjadi anggota senat.

3.3 Kiprah di Nahdlatul Ulama
Ketokohan KH. Shodiq terus meroket. Ketika NU Jember menggelar konferensi (1971), KH. Shodiq terpilih sebagai ketua. Sedangkan kursi Rais Syuriah diduduki oleh KH. Dhofir Salam.

3.4 Masa Penjajah
Ketika beliau berada di Jember, situasi Indonesia yang masih dalam cengkeraman Belanda saat itu, membuat Kyai Shodiq muda sulit beraktifitas. Jiwa juang Kyai Shodiq terpanggil untuk mengusir penjajah dengan memimpin pasukan rakyat. Beliau menyamar dengan nama Pak Jampir. Wilayah gerilyanya meliputi Mangli, Rambipuji, Ajung, Curahmalang dan sekitarnya. Kerabat sekaligus kawan seperjuangan Kyai Shodiq adalah KH. Abdullah Shiddiq, memakai nama samaran Pak Jibun.

Rupanya Pak Jampir sudah menjadi target operasi Belanda, dan keberadaannya terus diendus. Belum genap setahun setelah menikah, beliau ditangkap serdadu Belanda, dan ditahan di Lapas Kalisosok, Surabaya. Medio 1949, Kyai Shodiq bebas. Pengapnya penjara tak membuat semangat juang Kyai Shodiq mengendur. beliau kemudian memimpin Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII). Sedangkan istrinya, Nyai Elok Mu’awanah juga aktif di GPII putri.

Tahun 1955, KH. Shodiq diangkat menjadi anggota Pusrah Rawatan Rohani Angkatan Darat (imam tentara), bertugas di Kodim Jember.

4. Chart Silsilah Sanad
Berikut ini chart silsilah sanad guru KH. Shodiq Mahmud dapat dilihat DI SINI.

5. Referensi
Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs: NU Online


Artikel ini sebelumnya diedit pada tanggal 6 September 2022, dan kembali diedit dengan penyelarasan bahasa pada tanggal 4 April 2024.

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya