Biografi KH. Mohammad Najib, Pengasuh Pesantren Al-Fatah Banjarnegara

 
Biografi KH. Mohammad Najib, Pengasuh Pesantren Al-Fatah Banjarnegara
Sumber Gambar: foto istimewa

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru-Guru

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Menjadi Pengasuh Pesantren
3.2  Menjadi Mursyid Thariqah
3.3  Kiprah di Nahdlatul Ulama
3.4  Terjun ke Politik

4.    Teladan
5.    Chart Silsilah Sanad
6.    Referensi

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. Mohammad Najib atau yang akrab dipanggil Gus Najib lahir di Banjarnegara. Beliau merupakan putra dari KH. Hasyim Hasan Fatah.

1.2 Riwayat Keluarga
Gus Najib menikah dengan Nyai Nur Laely Hikmawati. Dari pernikahannya, beliau dikaruniai tiga anak yaitu:

  1. Tamlikho Tajun Nuhudh,
  2. Maksal Mina Fathun Nuhudh,
  3. Syakira Zahiyatal Anjumi.

1.3 Wafat
Gus Najib wafat dalam usia 51 tahun atau tepatnya pada Hari Selasa, 2 Januari 2018 pukul 17.00 WIB di rumah duka Jl. S. Parman, Km 3, Komplek Pesantren Al-Fatah, Parakancanggah, Banjarnegara, Jawa Tengah. 

Sekitar dua minggu sebelum wafat beliau berpesan kepada pengurus pondok, “Hormatilah dan muliakanlah gurumu. Kelak hidupmu akan mulia. Contohlah seperti Mbah KH. Hasyim Hasan Fatah. Akan tetapi, selain memuliakan, kalian juga harus pintar.”

Selain itu pesan Gus Najid pada saat yang sama adalah, “Kalian juga harus memuliakan tamu dengan cara bertanya dan menjamu seperti yang dilakukan Mbah dan Abah dulu. Insyaallah anak turun kalian tidak akan kekurangan makanan.”

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
Gus Najib menempuh pendidikan di RA dan MI Al-Fatah hingga kelas dua. Kelas tiga sampai empat di Al-Irsyad Purwokerto, lalu pindah ke SD Cokro Banjarnegara kelas lima sampai enam. Jenjang menengah pertama di SMP 2 Banjarnegara, dan jenjang menengah atas di SMA 1 Banjarnegara. Kelas dua pindah ke SMA Jember dan mulai mondok. Kelas tiga SMA pindah ke Pakistan. Beliau kuliah di STIE Banjarnegara satu semester dan pindah ke UNWIKU Purwokerto sejak semester dua. 

Semasa muda beliau belajar ilmu hikmah kepada KH. Hamzah yang sekaligus kakek dan menantu dari KH. Abdul Fatah dari putri pertamanya, Hj Umu Kultsum. beliau menuntut ilmu kajian kitab Sulam At-Taufiq, Al-Taqrib, Daqoiq Al-Akhbar, Al-'Usfurriyah, Qothru Al-Ghois sampai Tafsir Jalalain pada KH. Ahmad Dailimi. 

Dalam perjalananya menuntut ilmu, beliau juga berguru kepada paman dari ibunya, di Lasem. KH. Ahmadi adalah guru ilmu tata bahasa arab, ilmu Nahwu. Kemudian kepada KH. Muhammad Azizi yang juga pamannya, dirinya belajar shorof dan Nashoih Al- 'Ibad. 

Gus Najib juga belajar banyak dari seorang kyai dari Yogyakarta. KH. Ali Maksum, Krapyak adalah salah seorang guru beliau dalam belajar shorof selama 5 hari. Ketika mengaji di Jember, Gus Najib menuntut ilmu kepada KH. Ahmad Shiddiq. beliau mengaji kitab tasawuf Riyadh As-Sholihin, Al-Siyasah As-Sar'iyah. 

Dalam tata bahasa Arab, beliau juga belajar kepada KH. Durmuji Ibrahim, Lirap, Kebumen, di Pondok Pesantren Nahwu-Shorof; dan kepada KH. Ahmad Abdul Haq, Watucongol Magelang, di mana belajar belajar mondok Ramadhan sewaktu kecil. 

Dalam pengetahuan ilmu tauhid, beliau juga belajar kepada Syekh Mas'ud, Kawunganten, Cilacap. Tentang ilmu tauhid, kitab Al-Dasuqy Ummul Al-Baroghin.

Gus Najib pernah belajar kepada Maulana Arsyad Ubaid, Maulana Abdurruhman, dan Maulana Musa di Jam’iyah Al-Asrofiyah Lahore, Pakistan. Beliau mengaji ilmu hadis dan ilmu mantiq. Di Lahore pula, Gus Najib belajar Al-Qur'an kepada Qori' Syarif.  KH Hamid Baidhowi dan KH Mujtahidi adalah dua guru mengaji Al-Luma' lil Imam As-Syairozi, Usul Fiqih.

Kepada Abuya Dimyathi, Banten, Gus Najib belajar Ihya' Ulum Ad-ddin, 'Awarifu Al-Ma'arif, kitab Syamsiyyah, Tafsir Al-Baidhowi, Tafsir Khozin, Shohih Muslim, Bukhori, Ibnu Majah, Al-Ithqon Fi Ulumil Qur'an, Manaru Al-Huda, Al-'Asyr Fi Qiroat Al- 'Asyr, Al-taisir (Qiroah Sab'ah), kitab Bahjah, kitab Jabrul Kasar, Mafakhir Al- 'Aliyyah, Al-Mushtashfa, Ushul Fiqih. 

2.2 Guru-Guru

  1. KH. Hasyim Hasan Fatah (ayah),
  2. KH. Hamzah (kakek),
  3. KH. Ahmad Dailimi,
  4. KH. Ahmadi Lasem (Paman),
  5. KH. Muhammad Azizi (Paman),
  6. KH. Ali Maksum, Krapyak,
  7. KH. Ahmad Shiddiq, Jember,
  8. KH. Durmuji Ibrahim, Lirap, Kebumen,
  9. KH. Ahmad Abdul Haq, Watucongol,
  10. Syekh Mas'ud, Kawunganten,
  11. Maulana Arsyad Ubaid,
  12. Maulana Abdurrahman,
  13. Maulana Musa,
  14. Qori' Syarif,
  15. KH. Hamid Baidhowi,
  16. KH. Mujtahidi,
  17. Abuya Dimyathi, Banten.

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

3.1 Menjadi Pengasuh Pesantren
Pondok Pesantren Al-Fatah Banjarnegara pertama kali didirikan oleh KH. Abdul Fatah, kakek buyut Gus Najib, beliau mengasuh mulai 1860-1941 M. Setelah kakek buyutnya wafat, kemudian dilanjutkan oleh kakeknya, KH. Hasan Fatah 1941-1991 M. Lalu diteruskan oleh ayahndanya KH. Hasyim Hasan Fatah yang memimpin pesantren sejak 1990-2013 M. Dan terkahir estafet kepemimpinan pesantren tersebut sampai kepada Gus Najib. Beliau memimpin Pesanten Al-Fatah dari 2013 hingga 2018 M.

KH. Najib yang kokoh dengan metode pendekatan pendidikan salaf, yaitu identik dengan penyampaian ceplas-ceplos (blak-blakan) untuk pendidikan akidah. Pendekatan pendidikan yang beliau terapkan dan sampaikan cenderung apa adanya. Hal ini dinilai baik dari sisi pendidikan karakter, sehingga akar kesantrian juga akidah akan kokoh dan tertanam sampai murid usai belajar di pesantren.

Pendekatan pembelajaran tersebut jika diangkat dalam suatu penelitian maka akan terlihat sedikit keras, tapi justru menanamkan karakter yang baik bagi santri, apalagi saat di bangku kuliah nanti yang berbagai macam pelajaran didapat, khususnya studi keagamaan (keislaman). 

beliau sering memberikan nasihat kepada murid-muridnya, “Kalau kelak kalian pulang dari pesantren, walaupun kalian alim, jangan sekali-kali ingin dihormati. Dan hormatilah orang-orang yang sudah memperjuangkan agama terlebih dahulu di desamu.”

3.2 Menjadi Mursyid Thariqah
Setelah ayahnya meninggal, beliau meneruskan perjuangan untuk mengurus dan membimbing jamaah sebagai Mursyid Thariqah An-Naqsabandiyah Al-Khalidiyah.

3.3 Kiprah di Nahdlatul Ulama
KH. Najib adalah sosok yang gemar berorganisasi. Di antaranya:

  1. Menjadi Ketua PC IPNU Kabupaten Banjarnegara, (1984 – 1986 M),
  2. Menjadi Ketua PC GP Ansor Kabupaten Banjarnegara. (Tahun 1986 M),
  3. Menjadi kepengurusan DPP II KNPI Kabupaten Banjarnegara. (Tahun 1988),

3.4 Terjun ke Politik

  1. Menjadi Sekjen DPC PPP Kabupaten Banjarnegara, (1996-1998) 
  2. Menjadi Ketua DKC Garda Bangsa Banjarnegara. (Tahun 1999),
  3. Menjabat di DPRD Kabupaten Banjarnegara. (1999-2012),
  4. Menjadi Ketua DPC PKB Kabupaten Banjarnegara. (2002-2012),
  5. Menjadi Wakil Ketua DPW PKB Jawa Tengah, (2012-2017),

4. Teladan
KH. Najib, adalah sosok yang membanggakan keluarga dan daerahnya, Banjarnegara. Beliau dikenal masyarakat tidak hanya sebagai kyai, akan tetapi juga sebagai politisi, pebisnis, dan seniman.

Beliau juga merupakan sosok tegas, keras, penyayang, dermawan. Beliau pemimpin dan pengayom masyarakat kalangan bawah. beliau membawa kesan tersendiri di hati para sahabat, keluarga, dan masyarakat Banjarnegara. 

5. Chart Silsilah Sanad
Berikut ini chart silsilah sanad guru KH. Mohammad Najib Banjarnegara dapat dilihat DI SINI.

6. Referensi
NU Online

Artikel ini sebelumnya diedit pada tanggal 02 Januari 2023, dan kembali diedit dengan penyelarasan bahasa pada tanggal 02 Januari 2024.

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya