5 Karomah Habib Ja’far Alkaff yang Bikin Ulama Takjub

 
5 Karomah Habib Ja’far Alkaff yang Bikin Ulama Takjub

LADUNI.ID, Jakarta – Al-Habib Ja'far bin Muhammad Alkaff Semarang Jawa Tengah belum lama pulang terlebih dahulu meninggalkan kita semua. Beliau wafat pada hari Jumat 01 Januari 2021 di Samarinda Kalimantan Timur.

Beliau lahir di Kudus. Maqomnya diangkat oleh Allah SWT menjadi wali pun di Kudus. Dan majdzubnya juga di Kudus atas bimbingan langsung oleh Nabiyullah Khidir AS atau Balya bin Malkan.

Beliau adalah seorang waliyullah yang besar, bermaqom majdzub yang memiliki kebiasaan di luar nalar manusia awam. Kebiasaannya membuang uang ke laut puluhan juta hingga miliaran sering dijadikan perdebatan oleh orang orang awam.

Prilaku beliau yang terlihat nyeleneh membuat orang yang baru mengenalnya akan berburuk sangka kepadanya. Namun di sisi lain, justru sejumlah ulama besar dunia telah mengakui kewalian Dzurriyyat Nabi yang satu ini.

Sebagaimana jawaban Al-Habib Umar bin Hafidz kepada seorang jamaah yang bertanya, "siapakah Ja'far Alkaff itu?

Lantas Habib Umar menjawab, "Habib Ja'far Al-Kaff itu sulthonul majdzub fii kulli zamaan", yang artinya Raja Wali Majdzub sepanjang zaman.

Habib Ja'far merupakan sosok ulama sekaligus habib yang sederhana, bersahaja, nyentrik namun humoris. Beliau sangat dikagumi oleh para ulama, bahkan sejumlah ulama besar di Indonesia hingga dunia, saat bertemu dengannya selalu meminta untuk didoakan.

Habib Ja'far Alkaff ini sangat terkenal dengan berbagai karomahnya yang sangat luar biasa. Banyak muhibbinnya dari kalangan jamaah hingga ulama yang menyaksilan secara langsung karomah beliau.

Berikut ini adalah 5 kumpulan karomah Habib Ja'far Alkaff yang berhasil dihimpun:

  1. Membelah Raga Menjadi Tujuh
  2. Mensyahadatkan NonMuslim yang sedang mengalami siksa kubur
  3. Isyaratkan Gus Dur Jadi Presiden
  4. Sedang Tidur Jenggotnya Berdzikir
  5. Hujan Deras, Lempar Payung ke Langit, Hujan pun Berhenti

Adapun kisah lengkap karomah Habib Ja'far bisa dilihat dalam video ini.

***

Sumber: Jejak Para Wali
Editor: Muhammad Mihrob