Kebiasaan Menulis Habib Luthfi bin Yahya

 
Kebiasaan Menulis Habib Luthfi bin Yahya

LADUNI.ID, Jakarta - Sependek waktu saya telah mengenal abah, salah satu kebiasaan beliau yang setahu saya yang utama adalah menulis. Dalam setiap kesempatan di Pekalongan maupun di Jakarta, abah menyisipkan waktu untuk menulis di antara jadwalnya yang sangat padat.

Biasanya, abah akan menulis di kamar, tanpa ada gangguan dan minim interupsi, beliau betah menulis hingga berjam-jam.

Pagi ini, abah menulis justru dalam kondisi yang berbeda dan baru saya lihat. Abah menulis di halaman belakang kediaman beliau, di tengah suara hujan yang sangat deras.

Dalam kondisi di mana suara hujan cukup keras, Abah ternyata bisa sangat fokus dan stabil, sesekali ada seekor kucing yang mendekat, oleh abah dibelai, sambil lanjut menuliskan risalah dalam kitab tersebut.

Tulisan beliau sangat rapi, dan tersusun dengan apik. Kecepatan beliau menulis sepertinya bersesuaian dengan mengalirnya hal yang ingin disampaikan.

Yang menarik, di usia beliau yang menginjak 72 tahun, karya yang dibuat beliau ini ditulis tanpa bantuan kacamata, menandakan kemampuan penglihatan abah masih cukup sehat.

Saya yang di sampingnya menikmati suasana tenang tersebut. Tak ada pikiran untuk beranjak, karena tidak ingin perhatian abah terusik. Bagi saya kesempatan ini adalah kesempatan yang sangat berharga, dapat melihat seorang ulama besar menuangkan isi gagasan beliau dalam baris-baris kata dan ilmu yang lahir dari proses yang tentunya sangat panjang.

Tradisi menulis kitab ulama-ulama salaf terdahulu telah banyak memberi arahan bagi generasi selanjutnya, menjadi mutiara-mutiara hikmah bagi masa depan.

Selepas menulis, dengan pelan saya bertanya, “abah, dalam kondisi hujan deras seperti ini, abah bisa menulis ya?”

Dijawab, “justru karena hujannya itu (jadi bisa menulis).”

Semoga Allah panjangkan usia Maulana Al-Habib Luthfi bin Yahya dalam barokah sehat wal afiat.

***

Penulis: Sidi Habib Fikri Rumi Al-Aidrus
Editor: Muhammad Mihrob