Biografi KH. Abdul Latif Cibeber

 
Biografi KH. Abdul Latif Cibeber

Daftar Isi Profil KH. Abdul Latif Cibeber

  1. Kelahiran
  2. Peranan di Nahdlatul Ulama (NU)
  3. Karya-Karya

Kelahiran

KH. Abdul Latif lahir pada tahun 1878 M atau bertepatan tahun 1299 H, di kampung Pakisaji Kelurahan Bulakan, Kecamatan Cibeber, Banten. Beliau merupakan putra dari KH. Muhammad Ali, ulama yang juga pejuang melawan Belanda. Kakeknya, KH. Said juga adalah ulama terpandang dan terkenal karena karomahnya. 

Sewaktu kecil ia tinggal di rumah orang tuanya di kampung Pakisaji. Dalam usia kanak-kanak tersebut dalam diri dia telah tertanam jiwa seorang pejuang kemerdekaan. 

Dikisahkan bahwa ayah beliau, KH. Muhammad Ali adalah salah seorang pejuang kemerdekaan pada perang Geger Cilegon. Dalam peperangan melawan kompeni Belanda tersebut KH. Muhammad Ali  tertangkap kompeni Balanda dan diasingkan ke Dagul dan selanjutnya dibuang ke Ambon, tepatnya di Bontaen. Ia wafat di sana pada tahun 1898 dan dimakamkan di Ambon di Puncak Ali.

Peranan di Nahdlatul Ulama (NU)

Pada muktamar keempat di Semarang, tahun 1929 hadir beberapa kiai dari Jawa Barat, di antaranya KH. Ahmad Dimyati Sukamiskin Bandung, KH. Abdullah Kuningan, KH. Abdullah Indramayu, Penghulu Junaidi Batavia, Guru Manshur Batavia (Jakarta), KH. Abdul Aziz Cilegon (Banten), Abdul Khair Cirebon, KH. Dasuqi Majalengka dan Syekh. Ali Thayib yang mewakili Tasikmalaya.  

Kiai yang disebut terakhir itu sebetulnya bukan asli dari Tasikmalaya. Ia adalah seorang ulama Timur Tengah yang sedang menyebarkan tarekat Tijaniayah, yang kebetulan di Tasikmalaya. Ia tinggal di kampung salah seorang pendiri NU Tasikmalaya, KH. A. Qulyubi (Ajengan Unung) yang dikabarkan pengamal tarekat yang sama.

Menurut Choirul Anam dalam buku Pertumbuhan dan Perkembangan NU, sejak muktamar keempat itu, ada sekitar 13 Cabang di Jawa Barat. Perlu diketahui, dalam administrasi pemerintahan Hindia Belanda, waktu itu Provinsi Jawa Barat mencakup wilayah Jawa Barat sekarang, Provinsi Banten sekarang, dan DKI Jakarta. Ada lagi satu yang hadir dari Banten. Namanya KH. Abdul Latif dari Cibeber, yakni pengasuh pondok Pesantern Jauharotun Naqiyah pada waktu itu.

Karya-Karya

Beberapa karya tulis KH. Abdul Latif di antaranya adalah

  1. Taudlikul Ahkam,
  2. Irsyadul Anam,
  3. Bayaanul Arkaan,
  4. Adaabul Marah,
  5. Tauqil Tauhid,
  6. Kifaayatul Sibyaan,
  7. Mu’aawnatullKH.wan,
  8. Matanus Sanusiyyah,
  9. Siirah Sayyidil Mursalin,
  10. Munabbihaat,
  11. Manaqib SyeiKH. Abdul Qodir Jaelani,
  12. Sejarah Banten,
  13. Tajwid Jawa (bahasa jawa Banten),
  14. Ma’waadzul ‘Ushfuryah,
  15. Tafsir Surat Yaasin (bahasa Jawa Banten)
  16. Tafsir surat Juz ’Amma (bahasa Jawa Banten),
  17. Tafsir Surat Alif Lam Tanziil (bahasa Jawa Banten),
  18. Tafsir Surat Al Baqarah (bahasa Jawa Banten).
 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya