Mengenal Sayid Alwi Alaydrus Malang

 
Mengenal Sayid Alwi Alaydrus Malang

LADUNI.ID, Jakarta - Bagi warga Malang dan sekitarnya siapa yang tidak kenal dengan ulama besar dari kalangan Habaib, Sayid Alwi Alaydrus? Di tahun 80 hingga 90 pertengahan Habib Alwi seperti menjadi kiblatnya para kiai di Malang.

Saya bersama dengan Abah hampir tiap bulan berjumpa dengan beliau. Biasanya pada hari Rabu malam Kamis Sayid Alwi mengaji kitab di kampung kami, Desa Ganjaran Gondanglegi Malang. Cara menyambut Sayid Alwi bergiliran, kadang di rumah kami, bergantian dengan sanak famili lain. Biasanya Sayid Alwi ngaji dulu di masjid Syafi'iyah lalu berlanjut ramah tamah.

Jika Sayid Alwi berhalangan hadir di hari Rabu, maka Kamis sore saya ikut rombongan Abah dengan beberapa kiai lain yang sowan ke Ndalem Sayid Alwi di Kasin, Kota Malang. Dalam rombongan mobil Mitsubishi Colt (Pajero zaman sekarang) itu cuma saya yang masih anak-anak.

Saya tidak pernah bosan ikut Abah hadir dalam majelis Sayid Alwi meskipun saya tidak paham dengan ilmu yang dibahas. Sebab selain itu Sayid Alwi juga pakai Bahasa Jawa Kromo Inggil, dan sesekali kiai-kiai dari kampung kami menjawabnya pakai Bahasa Indonesia, khawatir keliru menjawab bahasa yang lebih halus. Yang membuat saya betah karena selalu senang melihat wajah Sayid Alwi.

Hubungan Abah saya dengan Sayid Alwi tidak bisa dipisahkan sebagai guru dan murid. Sebab ketika kakek kami wafat dan hendak dimakamkan, Sayid Alwi inilah yang diminta menyampaikan sambutan mewakili keluarga. Dan diantara yang disampaikan oleh Sayid Alwi bahwa Pengasuh Pondok Raudlatul Ulum 1 akan dilanjutkan oleh Abah saya, H Khozin Yahya.

Sayid Alwi memang sudah wafat, Alhamdulillah kemarin saya bisa sowan kepada Sayidi Alhabib Asadullah Alaydrus  bin Sayid Alwi Alaydrus. Saya berdoa kepada Allah agar beliau menjadi pengganti Sayid Alwi, seperti yang disampaikan oleh Imam Al-Ghazali:

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻲ ﺃﻳﻀﺎ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ اﻟﻌﺎﻟﻢ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻦ اﻟﺼﺎﺋﻢ اﻟﻘﺎﺋﻢ اﻟﻤﺠﺎﻫﺪ ﻭﺇﺫا ﻣﺎﺕ اﻟﻌﺎﻟﻢ ﺛﻠﻢ ﻓﻲ اﻹﺳﻼﻡ ﺛﻠﻤﺔ ﻻ ﻳﺴﺪﻫﺎ ﺇﻻ ﺧﻠﻒ ﻣﻨﻪ

Sayidina Ali berkata: Orang alim lebih utama dibanding orang yang berpuasa, ibadah malam dan berjihad. Jika ada orang alim wafat maka ada lobang robek dalam Islam yang tidak bisa diganti kecuali oleh keturunannya (Ihya' 1/7).

***

Penulis: Ustadz Ma’ruf Khozin
Editor: Muhammad Mihrob


Aktifkan NSP Tausiyah Ustadz Makruf Khozin "Dzikir Solusi Musibah"
Ketik DSMUA Kirim SMS ke 1212
Tarif: Rp. 9.900/bulan