KH. Nurul Huda Djazuli: Gus Dur Bakal Kembali

 
KH. Nurul Huda Djazuli: Gus Dur Bakal Kembali

LADUNI.ID, Jakarta – KH. Abdurrahman Wahid adalah tokoh yang meskipun sudah wafat 11 tahun lalu, namun masih sering dibicarakan hingga kini oleh banyak orang. Beraneka ragam cara orang membicarakan beliau, lengkap dengan pro-kontra sebagai mana kala beliau masih 'sugeng'.

Setidaknya, itu sudah menjadi pengakuan aktual bahwa Gus Dur adalah salah satu gambaran manusia yang sulit dikesampingkan, karena beliau pada akhirnya selalu berada di titik tengah. Seperti contoh, saat ada yang menilai beliau kafir, dari arah lain ada yang menegaskan bahwa beliau adalah waliyullah.

Banyak kalangan, khususnya 'nahdliyyiin' yang merindukan kehadiran Gus Dur yang telah terbukti mampu mengantar masyarakat dunia untuk lebih dewasa dalam berfikir dan pandai dalam bersikap tanpa mengurangi akhlak mulia, karna didasari oleh niat yang ikhlas.

Dalam suatu kesempatan pada salah satu acara haul beliau, KH. Nurul Huda Djazuli pernah menyampaikan : "Gus Dur bisa menjadi luar biasa seperti itu karena beliau mempunyai kakek KH. Hasyim Asy'ari, mempunyai ayah KH. Wahid Hasyim". Sungguh cara pandang yang dalam dan jarang diutarakan, karena dalam 'kagum' sering orang lupa pada asal-usul nilai kagum itu.

Kekaguman KH. Nurul Huda Djazuli terhadap Gus Dur, sampai dibuktikan dengan menyematkan nama Gus Dur pada putranya dengan nama Abdurrahman Al Kautsar (Gus Kautsar). Kiai Huda sendiri menggambarkan Gus Dur sebagai contoh yang seyogyanya diteladani oleh para santri agar mempunyai kemampuan yang mumpuni dalam berbagai bidang. Sekaligus juga menegaskan bahwa hal itu dapat di capai dengan cara-cara barokah ala salaf yang tidak ditinggalkan.

Jika demikian, maka akan salah besar seandainya ada seseorang yang mengidolakan Gus Dur sebagai Guru Bangsa namun anaknya tidak dipesantrenkan. Sebab tokoh seperti Gus Dur, hanya ada dan tumbuh dari lingkungan pesantren salaf. Dari simpulan ini, sudah saatnya mengambil kefahaman bersama, bahwa pesantren salaf sangat kuat untuk dijadikan asas dalam ikhtiyar untuk melahirkan kembali Gus Dur di masa yang akan datang. Sekaligus suatu bukti, bahwa pesantren adalah akar kuat untuk tumbuhnya Islam yang Rahmatan lil Alamin