Mukjizat Merawat Orangtua

 
Mukjizat Merawat Orangtua

LADUNI.ID, Jakarta - Uang bisa dicari, ilmu bisa digali, tapi kesempatan untuk mengasihi orangtua tak akan pernah terulang lagi.

Ketika anak kita menemukan jodohnya, dan mendapatkan wanita cantik yang berhasil merebut seluruh hatinya, tak jarang orang yang pertama menjadi musuh si Anak adalah orang tuanya sendiri.

Orang tua yang semula begitu mulia, mendadak terasa menjadi sangat cerewet dan menjadi sumber masalah rumah tangga. Apalagi bila si anak (laki-laki) tidak berhasil menyatukan hati istrinya dengan Ibundanya.

Anehnya, anak-anak yang merawat orang tuanya sampai wafat, kebanyakan dicintai Allah, hal itu tercermin dalam karir hidupnya di dunia dan mereka cenderung menjadi orang yang sukses.

Mukjizat orang tua, dapat kita temukan dalam sejarah hidup seorang sahabat di bawah ini:

Ketika Ibu dari Iyas bin Muawiyah wafat, Iyas meneteskan air mata tanpa meratap. Lalu beliau ditanya seorang sahabat tentang sebab tangisannya.

Jawabnya, “Allah bukakan untukku beberapa pintu untuk masuk surga, sekarang, satu pintu telah ditutup.”

Begitulah, orang tua adalah pintu surga, bahkan pintu yang paling tengah di antara pintu-pintu yang lain.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah, terserah kamu, hendak kamu terlantarkan ia, atau kamu hendak menjaganya.” (HR Tirmidzi).

Al-Qadhi berkata,

“Maksud pintu surga yang paling tengah adalah pintu yang paling bagus dan paling tinggi. Dengan kata lain, sebaik-baik sarana yang bisa mengantarkan seseorang ke dalam surga dan meraih derajat yang tinggi adalah dengan menaati orangtua dan menjaganya.”

Bersyukurlah jika kita masih memiliki orang tua, karena di depan kita masih ada pintu surga yang masih terbuka lebar.

Terlebih bila orang tua telah berusia lanjut.

Dalam kondisi tak berdaya atau mungkin sudah pelupa, pikun dan terkesan cerewet atau tak mampu lagi merawat dan menjaga dirinya sendiri, persis seperti bayi yang baru lahir.

Sungguh terlalu, orang yang mendapatkan orang tuanya berusia lanjut, tapi ia tidak masuk surga, padahal kesempatan begitu mudah baginya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh celaka… sungguh celaka… sungguh celaka,” lalu Seseorang bertanya: “Siapakah itu wahai Rasulullah?”

Beliau bersabda,

“Yakni orang yang mendapatkan salah satu orang tuanya atau kedua orang tuanya berusia lanjut, namun ia tidak juga bisa masuk surga.” (HR Muslim).

Ia tidak masuk surga karena tak berbakti, tidak menaati perintahnya, tidak berusaha membuat senang hatinya, tidak meringankan kesusahannya, tidak menjaga kata-katanya dan tidak merawatnya saat mereka tak lagi mampu hidup mandiri.

Saatnya berkaca diri, sudahkah layak kita disebut sebagai anak yang berbakti? Sudahkah layak kita memasuki pintu surga yang paling tengah?

Wallahu a’lam bisshawab…