Cara Gus Dur Mengurangi Fundamentalisme di Asia Tenggara

 
Cara Gus Dur Mengurangi Fundamentalisme di Asia Tenggara

LADUNI.ID, Jakarta - KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah berkata kepada Nur Misuari yang saat itu menjadi pemimpin muslim Mindanao Filipina: "Menjadi muslim yang baik tidak harus mendirikan Negara”.

Dari dialog ini, kemudian ada kelanjutan pertemuan tidak resmi (diam-diam). Dari sinilah muslim Mindanao yang tergabung dalam Front Pembebasan Islam Moro (MILF) yang sebelumnya menuntut merdeka mau menerima otonomi khusus tanpa melepaskan diri dari Negara Filipina.

Pada awal tahun 2019 lalu, akhirnya Komisi Pemilihan Filipina mengumumkan hasil referendum yang digelar di Mindanao bahwa, mayoritas penduduk setempat sepakat untuk membentuk daerah otonomi khusus yang kelak akan bernama Bangsamoro.

Sebagaimana diberitakan Reuters, referendum yang digelar pada Senin tanggal 21 Januari 2019 lalu itu, merupakan bagian dari proses perdamaian di daerah yang telah dilanda konflik selama bertahun-tahun. Perselisihan antara kelompok separatis MILF yang ingin mendirikan negara Islam dan pemerintah berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi di Mindanao yang merupakan salah satu daerah paling miskin di Asia.

Melalui dukungan 1,74 juta suara untuk membentuk otonomi baru, Bangsamoro diharapkan dapat menjadi jalan keluar permasalahan di Mindanao. Selain itu, dengan hasil referendum ini, pemerintah pusat akan tetap mengawasi pertahanan, keamanan, dan kebijakan luar negeri serta moneter. Otoritas Manila juga segera menunjuk pemerintahan transisi yang dipilih oleh MILF.

Meskipun sampai saat ini masih ada faksi sempalan pimpinan Abu Sayyaf yang berafiliasi ke Al-Qaeda dan ISIS, tetapi melalui referendum yang menghendaki daerah ini akan memperoleh kewenangan penuh dalam mengatur urusan fiskal dan politik pemerintahan yang sesuai dengan kehendak kelompok Islam pro pemerintah pusat.

Begitulah cara Gus Dur mengurangi fundamentalisme agama di kawasan Asia Tenggara, yang dialog dan pesan-pesan tersebut dilakukan di masa Presiden Filipina Josep Estrada.(*)