Kisah Ahli Surga Disambut Malaikat Ridwan

 
Kisah Ahli Surga Disambut Malaikat Ridwan

LADUNI.ID, Jakarta - Ridwan adalah malaikat yang menjaga surga. Tugas utamanya adalah menyiapkan tempat dan melayani para penghuni surga. Dalam melayani penghuni surga, ia dibantu oleh para pembantunya yang jumlahnya tidak bisa terhitung banyaknya, karena hanya Allah lah yang tahu. Para pembantu Ridwan itu terdiri dari para Wildan (anak-anak kecil yang belum akil baligh) dan para bidadari.

Ketika terjadi hari kiamat, Allah memerintahkan kepada Ridwan untuk membuka pintu-pintu surga dan menghiasinya dengan aneka macam perhiasan, serta menyiapkan pelayannya untuk menyambut kedatangan orang-orang yang bertaqwa yang akan menjadi penghuninya.

Sebagaimana yang diceritakan dalam suatu hadits: pada saat terjadi kiamat, Allah Ta’ala berfirman: “Wahai Jibril, dekatkan surga itu kepada orang-orang yang bertaqwa dan perlihatkanlah dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat.”

Akhirnya surga itu berada di sisi kanan Arasy, sedang neraka berada di sisi kiri Arasy. Lalu dipanjangkan shirat (jembatan penyeberangan) di atas neraka. Mizan (timbangan) juga ditegakkan. Inilah yang dimaksud ayat:

وَاُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِيْنَ ۙ (٩٠)وَبُرِّزَتِ الْجَحِيْمُ لِلْغٰوِيْنَ ۙ (٩١)

Wauzlifati aljannatu lilmuttaqiina (90), waburrizati aljahiimu lilghaawiina (91).

Artinya: “dan (di hari itu) didekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertakwa, dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat.” (QS. Asy-Syu’ara’ [26] ayat 90-91).

Kemudian Allah Ta’ala berfirman: “Di manakah kekasih-Ku Nabi Adam a.s.? Di manakah kekasih-ku Ibrahim? Di mana kalimat-Ku Musa? Di manakah ruh-Ku Isa? Dan di manakah kekasih-Ku Muhammad SAW? Berdirilah kalian di sisi kanan Mizan (timbangan)”.

Selanjutnya Allah Ta’ala berfirman: “Wahai Ridwan, bukalah seluruh pintu surga! Wahai Malik, bukalah seluruh pintu neraka!”. Kemudian datanglah Malaikat Rahmat dengan membawa perhiasan, sedangkan Malaikat Adzab juga datang dengan membawa belenggu dan rantai, serta pakaian dari tembaga panas.

Lalu ada pemanggil: “Wahai golongan makhluk, lihatlah ke neraka, sebab pada saat ini telah ditimbang amalnya fulan bin fulan”. Kemudian ada pemanggil: “Wahai penduduk surga, kekal lah kalian di dalam surga dengan tidak akan mati. Wahai penduduk neraka, kekal lah kalian di dalam neraka dengan tidak akan mati”. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman:

وَاَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ اِذْ قُضِيَ الْاَمْرُۘ وَهُمْ فِيْ غَفْلَةٍ وَّهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ (٣٩)

Wa-andzirhum yawma alhasrati idz qudhiya al-amru wahum fii ghaflatin wahum laa yu/minuuna

Artinya: “Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.” (QS. Maryam [19]: 39).[1]

Jabir bin Abdullah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Ketika hari kiamat terjadi dan dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur. Allah lantas memberi wahyu kepada Malaikat Ridwan: “Wahai Ridwan, aku telah mengeluarkan orang-orang yang berpuasa dari kuburnya dalam keadaan lapar dan haus, maka sambutlah mereka dengan menyuguhkan makanan panggang dan buah-buahan dari surga.”

Malaikat Ridwan lalu memanggil pembantunya: “Wahai Gilman, Wahai Wildan[2]…”. Kemudian para pelayan surga itu datang dengan membawa nampan yang terbuat dari nur, mereka berkumpul di dekat Ridwan. Jumlah mereka lebih banyak dari ada hitungan tetesan air hujan dan bintang-bintang di langit serta daun-daun pepohonan. Mereka datang dengan membawa buah-buahan yang banyak, aneka macam makanan, minyak samin dan minuman yang lezat. Mereka menjemput ahli puasa, serta berkata: “Makanlah dan minumlah dengan nikmat apa yang pernah kamu dahulukan dalam beberapa hari yang telah lewat”.[3]

Dalam riwayat yang lain dikisahkan: tatkala penduduk surga datang ke lapangan yang luas, maka terlihat oleh mereka di lapangan itu terdapat pohon yang beraneka macam. Di atas pohon tadi terdapat buah-buahan yang beraneka warna. Ahli surga juga melihat beberapa mata air yang dingin, yang mengalir di antara pepohonan dan bunga-bunga yang beraneka macam. Sedangkan daun-daun pohon tersebut menjuntai ke bawah.

Lalu berhentilah penduduk surga di bawah teduhan pohon itu, mereka kemudian meminum air yang dingin. Seketika itu hilanglah di hati mereka rasa dendam, tidak ada penipuan, tida ada rasa dengki, tidak ada hasut, tidak ada takabur, tidak ada marah, dan tidak ada permusuhan.

Semuanya telah keluar sebab minuman air tadi. Akhirnya jadilah dhahir dan batin ahli surga bersih seperti perak. Kemudian mereka naik buraq untuk datang ke pintu surga. Mereka disambut oleh penjaga pintu surga (Ridwan) dengan taburan permata, perak dan mutiara di kepala mereka seraya berkata: “Semoga salam sejahtera dan kebahagiaan tetap tercurahkan kepada kalian, masuklah kalian ke surga yang abadi ini.”

Penduduk surga itu kemudian masuk ke dalam surga, lalu mereka berhenti di tempatnya masing-masing. Kemudian datanglah pada mereka bidadari yang di tangannya terdapat gelas dari mutiara dan yakut yang dipenuhi dengan beraneka macam minuman. Penduduk surga lantas meminumnya dari gelas yang ada di tangan bidadari. Setelah itu, mereka bersyukur dan sibuk dengan kenikmatannya masing-masing.[4]

Adapun mengenai hilangnya rasa dengki dan dendam di hati penghuni surga, telah dijelaskan dalam firman-Nya:

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada mereka): ‘Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman. Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan’.” (QS. Al-Hijr ayat 45-47).


[1] Keterangan ini terdapat dalam kitab Daqa’iqul Akhbar, hal. 29

[2] Pelayan surga yang terdiri dari anak-anak yang belum baligh.

[3] Daqa’iqul Akhbar, hal. 25

[4] Tafsir Surat Yasin, hal. 21


Sumber: Haqiqi Alif. 100 Berita dari Kubur; Menyingkap Berbagai Fenomoena Rahasia Ilahi yang Terjadi pada Hari Kiamat dan Alam Akhirat. Jombang: Lintas Media, tanpa tahun.