Mike Tyson: Hidup Terasa Berat, tapi Saya Mengatasinya dengan Berdoa

 
Mike Tyson: Hidup Terasa Berat, tapi Saya Mengatasinya dengan Berdoa

LADUNI.ID, Jakarta - Siapa yang tidak kenal Mike Tyson? Ya, ia adalah legenda tinju dunia yang sangat dikenal di kalangan generasi tahun 80-90-an. Tyson telah meraih berbagai prestasi yang gemilang dengan memegang sabuk WBA, WBC dan IBF secara bersamaan. Petinju yang dijuluki Si Leher Beton ini juga telah mencatatkan rekor 50 kali menang, 44 TKO dan 5 kali kalah.

Mike Tyson telah merasakan pahit-manisnya kehidupan, bahkan hingga saat ini ia tidakpernah takut kehilangan apapun di dalam kehidupannya. Bahkan, pada sekitar tahun 2003, Tyson telah mengalami kebangkrutan yang cukup besar dan rekening bank Tyson saat itu hanya berada di angka 5.000 dolar AS.

Kekacauan hidup Tyson bermula ketika ia berada di ring tinju bertarung dengan Evander Holyfield pada tahun 1997. Saat itu, Tyson didiskualifikasi karena mengamuk setelah terkena serundukan Holyfield, Tyson juga menggigit daun telinga Holyfield sehingga mendapat skorsing dan denda. Tyson juga pernah masuk penjara lagi sekitar tahun 1999 setelah dirinya menyerang dua orang atas kasus kecelakaan mobil pada tahun 1998.

Kendati begitu, Tyson tetap legowo dan menyadari bahwa itu adalah bagian dari kenyataan hidup. Hal ini disampaikan Tyson saat berbicara dengan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti dalam sebuah acara bertajuk “Life Lessons from the Champ” di Mola TV. Tyson mengatakan kepada Susi bahwa hidup adalah tentang kehilangan.

"Hidup memang seperti itu, kan? kehilangan, menua, rambut mulai membotak, gigi mulai ompong, kita kehilangan materi, kehilangan kehidupan, dan berakhir sudah. Hidup memang tentang kehilangan. tapi dengan menerima kehilangan itu, kamu bisa mengekspresikannya dan merasakannya dengan orang lain," tutur Tyson kepada Susi Pudjiastuti.

Dalam perjalanan hidup Si Leher Beton ini juga pernah dinobatkan Majalah Ring sebagai orang nomor 16 pemukul terbaik sepanjang masa dalam sejarah tinju pada tahun 2003. Dirinya merasa bahwa dengan capaian-capaian itu, tidak lantas harus membuatnya sombong karena pada dasarnya kita lahir di dunia dengan tidak punya apa-apa.

"Kita lahir di dunia ini tak punya apa-apa, tapi lihatlah seberapa banyak yang kita dapatkan di akhir. Ini tentang mengambil manfaat terlahir dari orang tua kita, tak perlu membayar apapun, tapi lihat yang kita dapatkan dalam hidup. Dimulai dari tak punya apa-apa dan kemudian lihatlah kita sekarang seperti apa. Kita punya kehidupan, kita punya pengalaman dari perjalanan hidup yang kita lalui," kata Tyson melanjutkan pembicaraannya dengan Susi.

Pria yang kini telah berusia 54 tahun itu menyampaikan bahwa semua hari-harinya dalam hidup adalah hal yang sulit dan berat tetapi juga merupakan hari-hari yang terbaik di dalam hidupnya. Dalam mengatasi kenyataan hidup tersebut, Tyson hanya bergantung kepada Tuhan dengan terus berdoa memohon ampunan dan selalu merasa bersyukur dengan hidupnya.

"Setiap hari dalam hidup saya adalah bagian terberat sekaligus terbaik dalam hidup saya. Selalu ada yin dan yang. Kalau tak ada keduanya, saya tak akan ada di sini, dan orang lain juga. Saya mengatasinya dengan berdoa kepada Tuhan. Dia maha pengampun dan saya bersyukur akan hal itu," tegas Tyson kepada Susi.

Belakangan ini, Tyson menjadi perbincangan hangat di media sosial. Mantan petinju legendaris yang beragama Islam itu terlihat melaksanakan shalat berjamaah di sebuah café. Tyson melaksanakan shalat berjamaah dengan rekan tinjunya, Badou Jack, yang diimami oleh manajer tinjunya. Tyson adalah seorang muallaf, ia masuk Islam sekitar tahun 1993 saat dirinya berada di penjara.