Biografi Prof. Dr. KH. Abd. A'la Basyir

 
Biografi Prof. Dr. KH. Abd. A'la Basyir
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Daftar Isi Biografi Prof. Dr. KH. Abd. A'la Basyir

  1. Kelahiran
  2. Keluarga
  3. Pendidikan
  4. Peranan di Nahdlatul Ulama (NU)
  5. Kiprah
  6. Karier
  7. Karya-karya
  8. Penghargaan
  9. Sumber
  10. Chart Silsilah Sanad

Kelahiran

Prof. Dr. KH. Abd. A'la Basyir lahir pada 5 September 1957 di Sumenep. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Ah. Basyir dengan Nyai Hj. Umamah Makkiyah Pengasuh di Pondok Annuqayah Latee, Guluk Guluk, Semenep.

Keluarga

Prof. Dr. KH. Abd. A'la Basyir menikah dengan Nyai Hj. Nihayatus Sa'adah. Buah dari pernikahannya tersebut, beliau dikaruniai 4 anak, yakni Istizadah Iffati, Ahmad Dzaki Nuhais Asy-Syarqawi, Zakhrofani Ghina En-Nafs, dan Zakana Istigharuna El-Dayyan.

Pendidikan

Kiyai Abd. A'la Basyir memulai pendidikannya dengan belajar di Madrasah Ibtidaiyah Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep dan melanjutkan pendidikan menengah di Madrasah Mu’allimin Annuqayah, Guluk-Guluk Sumenep. Di Pondok Annuqayah ini, Kiyai Abd. A'la menempuh pendidikan keseluruhannya, pada periode 1966-1978.

Ketika di PP. Annuqayah, Guluk-Guluk Sumenep, Kiyai Abd A'la berguru kepada ayahnya sendiri, dan kepada kiyai-kiyai lain di Annuqayah. 

Setelah selesai dari Muallimin Pondok Annuqayah selama 6 tahun, Kiyai Abd. A'la melanjutkan mondok di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Ketika di Pondok Tebuireng, Kiyai Abd. A'la banyak "ngalap" berkah kepada kiyai-kiyai di Jombang dan mengunjungi makam-makam penting pendiri NU.

Saat di Tebuireng ini, Kiyai Abd. A'la menempati Kamar Al-Djihad, No. 8, seangkatan dengan santri Bangkalan, di antaranya adalah Bpk. Rofiq Syafii. Kiyai Abd. A'la menempuh pendidikan di Tebuireng antara periode 1978-1979, yang mana masa ini disebutnya sebagai upaya ngalap berkah.

Selain itu, ketika di Tebuireng beliau juga mengaji berbagai kitab penting, dan di antaranya adalah kitab fiqih, Fathul Wahhab kepada KH. Adlan Aly, yang di kemudian hari menjadi Ketua JATMAN juga ngaji kitab kumpulan Hadis, Riyadus Shalihin kepada KH. Ishomuddin dan disempurnakan pula ngaji kitab Hadis babon, Shahih Muslim, kepada KH. Bisri Syansuri, yang pernah menjadi Rais Am PBNU, dan mengasuh Pondok Pesantren Denanyar.

Setelah dari Tebuireng, Kiyai Abd. A’la melanjutkan kuliah di Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya (selesai 1987) dan sekarang menjadi Fak. Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel. Sewaktu di Surabaya, Kiyai Abd. A’la banyak mengikuti berbagai kegiatan diskusi, dan membaca buku-buku yang sedang menjadi booming saat itu, termasuk tulisan-tulisan progresif dari KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Beliau kemudian masuk organisasi PMII, dan aktif di senat mahasiswa, hingga menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel.

Setelah itu, Kiyai Abd A'la menekuni karier sebagai pendidik dan menjadi dosen di Sekolah Tinggi Keagamaan Islam Annuqayah (STIKA), sejak tahun 1987 (sampai 2005) dan kemudian menjadi dosen di Fak. Adab dan Humaniora IAIN (UIN) Sunan Ampel, sejak tahun 1990.

Dari IAIN Sunan Ampel, Abd. A'la kemudian melanjutkan pendidikan S2 di Pascasarjana IAIN (Sekarang UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, (selesai 1996) dan disempurnakan dengan S3 di universitas yang sama. Kiyai Abd. A’la merampungkan S3, dengan menulis dissertasi berjudul Pandangan Teologi Fazlur Rahman, Studi Kritis tentang Pembaruan Teologi Neo-Modernisme (selesai tahun 1999), yang promotornya saat itu adalah Prof. Dr. H. Azyumardi Azra, MA., dan Dr. H. Muslim Nasution.

Peranan di Nahdlatul Ulama (NU)

Prof. KH. Abd. A'la Basyir adalah akademisi dan aktivis yang ikut bergiat di sayap kultural NU, termasuk di Musyawarah Besar (Mubes) Warga NU yang diadakan di Cirebon tanggal 8-10 Oktober 2004 dan gerakan-gerakan kultural lain. Beliau ikut melakukan kritik-kritik atas politisasi NU dan Demoralisasi Khittah NU tahun 2004.

Di Mubes Warga NU di Cirebon, Kiyai Abd. A’la Basyir menjadi salah seorang Organizing Commite (OC) bersama Kiyai Imam Aziz (koordinator), Helmi Ali Yafie, Acep Zamzam Noor, Ayip Abdullah Abbas, KH. Mu’tashim Billah, Ny. Hj. Hamidah Masduqi Ali, KH. Jazuli Kasmani, dan lain-lain. Bahkan, beiau juga menjadi salah satu juru bicara di konferensi pers di arena Mubes Warga NU di Cirebon.

Kiprah

Keikutsertaannya di dalam gerakan-gerakan kaum muda NU, seperti di dalam Mubes Warga NU, menunjukkan bukan hanya kualitas pribadinya sebagai sosok yang dapat membagi waktu di tengah kesibukannya sebagai dosen dan aktivitas lainnya, tetapi juga menunjukkan integritasnya sebagai cendekiawan di dalam melihat-melihat persoalan sosial masyarakat.

Oleh karena itu, Kiyai Abd. Ala juga gigih membela prinsip penting dalam melihat hubungan antar Islam, dalam soal Syiah, misalnya. Ketika sebagain muslim di Madura mengusir orang-orang Syiah, dan sebagian muslim secara nasional ingin mengeluarkan Syiah dari Islam. Kiyai Abd. A'la menyebutkan dengan terang, “Masalah Syiah itu sudah clear, syiah bagian dari Islam,” begitu keterangannya yang dimuat oleh media. 

Dalam pandangan Kiyai Abd. A’la, sebagaimana dikutip berbagai media, banyak aliran di dalam Syiah, memang ada yang bermasalah, yaitu aliran Ghulat, tetapi di Indonesia Syiahnya bukan aliran Ghulat (aliran ekstrem). Jadi misah bisa diterima.

Setelah Gus Dur lengser, bersama beberapa cendekiawan dan budayawan, seperti Kang Thohari, dan beberapa tokoh lain, Kiyai Abd. A'la juga datang ke Ciganjur menemui Gus Dur. Dalam pertemuan itu, menurut Kiyai Abd. A’la, sebagaimana pengakuannya, beliau mengatakan, “Saya melihat komitmen beliau (Gus Dur) yang besar untuk keutuhan NKRI dan sekaligus keprihatinan beliau terhadap oknum yang hanya mementingkan pribadi golongan.”

Ketika Gus Dur sering ke Guluk-Guluk, Kiyai Abd. A’la juga sering ikut menyambut, bersalaman, dan mendengarkan statemennya yang diakui banyak menginspirasi.

Sebagai tokoh yang hidup di dalam air sungai santri pesantren, bergulat dengan berbagai tumpukan kitab dan buku-buku modern, beliau juga komitmen untuk peduli dan menyelesaikan ketegangan sosial di tengah masyarakat dan di dalam NU.

Kiyai Abd. A’la adalah sosok yang unik, beliau sangat mengapresiasi musik dan pecinta keindahan. Beliau menyukai berbagai genre musik, terutama musik slow rock dan evergreen pop, sambil tetap muthola'ah, dan mengajar ngaji di pesantren.

Dalam menjalani berbagi kiprah pengabdian dan menjadi pendidik, Abd. A’la tetap sebagai santri yang menjalankan amal-amal wirid dari gurunya, yang diterima dari ayahnya, KH. Ah. Basyir dan juga beberapa gurunya yang lain.

Karier

Karier Prof. Dr. KH. Dr. Abd. A’la di IAIN Sunan Ampel terus meningkat, berturut-turut pernah menjadi :

  1. Asisten Direktur Bidang Akademik Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel (2005-2009)
  2. Pembantu Rektor Bidang Akademik IAIN Sunan Ampel (2009-2012);
  3. Rektor IAIN Sunan Ampel (2012-2014);
  4. Rektor UIN Sunan Ampel (setelah IAIN berubah menjadi UIN, periode 2014-30 April 2018);
  5. Guru Besar pada Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Ampel Surabaya (2009-sekarang)

Selama menjadi pejabat di IAIN Surabaya, Kiyai Abd. A’la mengikuti berbagai kursus atau pelatihan, di antaranya adalah:

  1. Workshop Manajemen Pembangunan Swadaya Masyarakat, dilaksanakan oleh International Institute of Rural Recontruction The Philippines, Yayasan Indonesia Sejahtera
  2. Bina Swadaya tgl. 9 September s/d 12 Oktober 1985 di Solo
  3. 9-Months Course in English for Academic Purposes (EAP) di IALF Bali, 3 Agustus 1992-14 Mei 1993
  4. Workshop Islam and Civil Society, di Institute for Training and Development, Amherst, Masschusetts, U.S.A., 15 September-5 Oktober 2002
  5. Workshop Developing a Research Focused University, di Centre for Study of Higher Education (The Melbourne Graduate School of Education), The University of Melbourne, Australia, 4-6 Agustus 2010
  6. Workshop Education Policy, di Education Development Center, Washinton DC, 9-20 September 2013
  7. Abd. A’la juga melakukan berbagai penelitian, menjadi narasumber dan terlibat di berbagai forum ilmiah di tingkat nasional dan internasional

Selain itu, beliau juga berkiprah di tengah masyarakat, di antaranya adalah menjadi aktivis dan konsultan dalam Konsorsium Keadilan dan Kedamaian (KKK) Malang sejak tahun 2002.

  1. Anggota National Board pada International Center for Islam and Pluralism (ICIP) Jakarta (2003-sekarang)
  2. Anggota paripurna Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (2007-2009, tetapi non aktif sejak tahun 2008)
  3. Menjadi Dewan Pengawas Yayasan Annuqayah, Sumenep (2011-sekarang);
  4. A’wan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (2013-2018);
  5. Khadim Pondok Pesantren Annuqayah Latee, Guluk-Guluk Sumenep (2017-sekarang);
  6. Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (2018-2023).

Karya-karya

Selain bergiat sebagai pendidik, aktivis, dan pengasuh pesantren, Kiyai Abd. A’la juga sangat produktif menulis buku, menulis penelitian di jurnal, dan artikel media massa. Di antara buku yang sudah diterbitkan adalah sebagaimana berikut ini:

  1. Ijtihad Islam Nusantara
  2. Refleksi Pemikiran dan Kontekstualisasi Ajaran Islam di Era Globalisasi dan Liberalisasi Informasi (Surabaya: Muara Progresif, 2018)
  3. Jahiliyah Kontemporer dan Hegemoni Nalar Kekerasan (Yogyakarta: LKiS, 2014)
  4. Agama Tanpa Penganut (Yogyakarta: Kerjasama IAIN Sunan Ampel-Impulse-Kanisius, 2009)
  5. Praksis Pembelajaran Pesantren (ditulis bersama tim) (Yogyakarta: LKiS, 2007)
  6. Pembaruan Pesantren (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2006)
  7. Dari Neomodernisme ke Islam Liberal (Jakarta: Paramadina, 2003)
  8. Melampaui Dialog Agama (Jakarta: Penerbit Kompas, 2002)

Penghargaan

Kiprah dan kerja-kerja sosial serta pengabdian Kiyai Abd. A’la telah diakui oleh berbagai pihak, sehingga tak heran jika beliau mendapatkan banyak penghargaan, di antaranya adalah sebagai Santri of the Year, Santri Berprestasi dalam Bidang Pendidikan (2017); dosen teladan di lingkungan perguruan tinggi Islam se-Indonesia (2007); dan dosen terbaik dalam bidang penulisan karya tulis ilmiah di lingkungan perguruan tinggi agama Islam se-Indonesia (2004).

Sumber

Diolah dan dikembangkan dari sumber primer Buku NU dan bangsa 1914-2010: pergulatan politik & kekuasaan karya Nur Khalik Ridwan dan berbagai sumber lain yang mendukung.

Chart Silsilah Sanad

Berikut ini chart silsilah sanad guru Prof. Dr. KH. Abd. A’la Basyir dapat dilihat di sini.


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 03 September 2022, dan kembali diedit dengan penyelarasan bahasa tanggal 05 September 2023.

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya