Biografi KH. M. Ma’mun Muzayyin, Pendiri Yayasan Al Hikmah Kajen

 
Biografi KH. M. Ma’mun Muzayyin, Pendiri Yayasan Al Hikmah Kajen
Sumber Gambar: foto istimewa

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru-Guru

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Perjuangan dalam Bidang Pendidikan

4.    Teladan
5.    Chart Silsilah Sanad
6.    Referensi

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. Ma’mun Muzayyin lahir pada 3 April 1939 di Pati. Beliau merupakan putra pertama dari tujuh bersaudara, dari pasangan H. Muzayyin dan Hj. Mustaniroh. Saudara-saudara beliau di antaranya:
1. Siti Mariam (Almh),
2. M. Ma’mur (Alm),
3. Mas’udah,
4. Abdul Aziz (Alm),
5. Fatimatuz Zahro (Almh),
6. Saifuddin Zuhri (Alm).

1.2 Riwayat Keluarga
​Tahun 1965, KH. Ma'mun diambil menantu KH. Abdullah Salam. Waktu itu, H. Muzayyin bercerita kepada Mbah Dullah (sapaan akrab KH. Abdullah Salam) tentang anaknya yang sudah dewasa. Dan H. Muzayyin minta Mbah Dullah untuk mencarikan jodoh anaknya itu, di tengah-tengah perjalanan Mbah Dullah berkata “angger pengen mantu yo moro” (kalau pingin mantu ya datang saja).

Mendengar hal tersebut, KH. Muzayyin benar-benar datang menjodohkan putranya dengan putri Mbah Dullah yang bernama Nyai Hanifah. Menurut cerita adiknya, pada suatu ketika beliau melihat Nyai Hanifah ketika itu masih kecil, hatinya tertarik saat itu. Memang jarak umur mereka sekitar sepuluh tahunan.

Setelah resmi menikah, beliau dikaruniai sebelas anak, di antaranya:
1. Kyai Muh. Mujiburrahman,
2. Nyai Ainun naim,
3. Nyai Milhatin Syirfah,
4. Nyai Umi Kulsum,
5. Nyai Ruqoyyah Asna Rofiah,
6. Kyai Muh. Abdul Hakim,
7. Kyai Muh Abdullah,
8. Nyai Fatimah Quratul Aini,
9. Nyai Aisyah Nihayatun Nu’ama,
10. Nyai Zainab Naila Husna,
11. Nyai Fatimatuzzahro.

1.3 Wafat
Pada tahun 1421 H, KH. Anwar Musaddad dan istrinya melakukan haji setelah melakukan silaturahim yang luas. Meskipun memiliki riwayat kesehatan yang rentan, beliau berangkat dengan persiapan obat-obatan yang cukup. Meskipun seharusnya dipandu, beliau ingin menjalankan ibadah sesuai kebiasaan tanpa bantuan.

Saat sakitnya semakin parah, beliau setuju untuk pulang, namun berubah pikiran ingin berziarah ke Madinah. Namun, sakitnya semakin parah dan beliau wafat saat menuju rumah sakit, pada tanggal pada 22 Dzulhijjah 1421 H, sekitar pukul 02.00 waktu Makkah, dan 23 Dzulhijjah 1421 H/18 Maret 2001 (jika dikonversikan) wilayah Indonesia. Jenazahnya dimandikan oleh murid-muridnya dan dishalati di Masjidil Haram sebelum dimakamkan di Ma'la.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
Sejak kecil, Pendiri Perguruan Islam Al-Hikmah (PRIMA) ini sudah terbiasa hidup susah dalam hal ekonomi. Keadaan yang demikian tidak membuatnya berkecil hati, tapi justru melatih kesabaran serta kemandiriannya.

Waktu penjajahan Jepang, waktu itu Kyai Ma'mun berusia 6 tahun, Kyai Ma'mun Kecil diajak ibunya mengungsi ke Sedan (rumah kakeknya) naik Kereta Api. Sesampainya di dalam kereta, ternyata ada beberapa Serdadu Jepang, sahabat KH. Mahfudz ini pun dipanggilnya, ibunya sangat khawatir. Tak disangka, serdadu Jepang tersebut justru merangkul dan menciumi Kyai Ma'mun kecil, sampai-sampai beliau diberi hadiah (sebuah botol bedak buatan jepang yang di Indonesia waktu itu belum ada).

Sekitar 1949, Kyai yang dikenal dengan ilmu Fiqihnya ini belajar di Matholiul Falah. Setamatnya dari Mathole’, kakak Ustadz Saifuddin Zuhri ini langsung mengajar di almamaternya (Matholiul Falah) kurang lebih tiga tahunan. Pada 1962 beliau belajar ilmu agama kepada KH. Zubair di Sarang. Di Pondok Sarang ini, beliau sering melakukan riyadhoh, di antaranya makan satu buah mangga untuk satu hari satu malam, dan itu dilakukan terus menerus sekaligus puasa. Bukan hanya itu sifat sabar, nrimo, zuhud dan ibadah yang mendalam, selalau melekat hingga tua.

Kecerdasan Direktur Yayasan Al-Hikmah tampak pada kelas tiga Tsanawiyah di Sarang, bahkan pernah menjadi bintang kelas. Dengan kecerdasan yang dimiliki beliau, KH. Zubair mempercayakan beliau untuk mengajar salah satu kitab di sana. Setelah tiga tahun mendalami ilmu di Sarang, KH. Ma'mun pulang dan kembali mengajar di Mathali’ul Falah.

2.2 Guru-Guru
1. KH. Muzayyin (ayah),
2. KH. ZubairPondok Pesantren Sarang.

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

3.1 Perjuangan dalam Dunia Pendidikan
KH. Muhammad Ma’mun Muzayyin tidak pernah merasa bosan untuk mengajarkan ilmunya pada santri-santrinya. Mengenai bidang keilmuan, KH. Ma'mun menguasai semua ilmu agama, hal tersebut terlihat ketika mengajar kitab selalu bergonta-ganti, bahkan sudah menjadi hobi beliau. Apabila beliau sakit, bukannya cepat selesai tapi malah tambah lama dalam mengajar.

Kegigihan dalam mengajarkan keilmuannya, terbukti dengan pengajian di pondoknya yang dilaksanakan setiap habis shalat maktubah. Termasuk mengisi pengajian dimana-mana, seperti di Bandar-Juana, Pati dan pengajian yang bertempat di masjid Kajen setiap Kamis pagi.

Selain itu, beliau juga mengisi pengajian di kediamannya sendiri. Ini membuktikan kepedulian beliau terhadap dakwah Islam. Setiap satu tahun sekali beliau mengadakan pengajian-pengajian yang bertempat di daerah-daerah yang minus Islamnya.

Di samping mengisi pengajian, beliau juga masih aktif diberbagai Lembaga Pendidikan, seperti mengajar di Mathali’ul Falah, Madrasah Salafiah dan PGIP. Pada 1990an, KH. Ma’mun disarankan Mbah Dullah berhenti dari Kantor Urusan Agama (KUA) agar lebih beristiqomah mengurusi ummat. Pada saat itu juga, beliau berhenti mengajar di Madrasah Salafiyah dan PGIP, dan hanya mengajar di Mathali’ul Falah. Di Mathale’ (sebutan Matholiul Falah) beliau pernah menjadi salah satu Kepala Sekolah untuk satu jenjang.

Selain beberapa kesibukan di atas, beliau juga menjabat sebagai direktur Madrasah Darunnajah Desa Ngemplak, PRIMA (Perguruan Islam Al-Hikmah) dan MADINAH (Madrasah Diniyyah).

Perjuangannya dalam dunia pendidikan juga dibuktikan dengan berdirinya Pondok Pesantren Majlis Ta'lim Al-Hikmah (PERMATA), Perguruan Islam Al-Hikmah (PRIMA) dan Madrasah Diniyyah Al-Hikmah (MADINAH), yang masih di bawah naungan Yayasan Al-Hikmah.

4. Teladan
Teladan yang dapat diikuti dari KH. Muhammad Ma’mun Muzayyin adalah kebijaksanaannya. Hal tersebut dapat dilihat saat menyelesaikan beberapa masalah dari orang yang datang kepada beliau. Meski begitu, sering juga mengalami kesulitan dalam menentukan kebijakan. Ada juga yang merasa kalau kebijakansanaan beliau terasa keras dan kolot.

Ketika ada konflik keluarga, dalam menyelesaikan masalah, beliau langsung mengembalikan pada hukum syara’. Tidak memandang orang itu mau menerima atau tidak. Misalnya ketika adiknya H. Syaifuddin Zuhri menjabat bendahara di Yayasan Al-Hikmah, dituduh orang lain menggelapkan dana yayasan. Menyikapi hal itu KH. Ma’mun langsung memberhentikan jabatan adiknya tanpa konfirmasi dulu. Ini untuk menghindari fitnah, dan cara tersebut sesuai ajaran Islam.

Menurut adiknya kalupun beliau membantah kebijakan kakaknya, nantinya malahan masalah itu tidak akan selesai dan masalah akan bertambah besar.

Ketekunannya dalam mendalami ilmu fiqih, membuatnya dipercaya menjadi Ro’is musyawarah Suriyah. Selain kealimannya dalam fiqih, beliau juga seorang yang bijaksana dan kritis dalam menyikapi situasi dan kondisi, maka para musyawirin lebih senang apabila yang memimpin itu KH. Ma’mun. bahkan tanah kubur di Kajen yang pertama kali mengusulkan untuk disertifikatkan adalah beliau. Maka, di Kajen merupakan satu-satunya desa yang tanah kuburnya disertifikatkan.

Selain bijaksana, beliau juga seorang yang humoris, meski wajahnya tampak berwibawa sekali. Karaker humoris itu bisa dilihat saat KH. Ma'mun berpidato dengan diselingi dengan lelucon, beliau juga pandai merubah suasana 'tegang' menjadi 'lunak'. Pernah suatu ketika, beliau diamanati khutbah Jumat di masjid Kajen.

Sebelum berangkat, beliau minta restu ibunya. Begitu khutbah dimulai, karena sangking gugupnya beliau mengucapkan kata-kata dengan bahasa jawa yang kurang fasih, sehingga para Jamaah banyak yang tertawa.

5. Chart Silsilah Sanad
Berikut ini chart silsilah sanad guru KH. Ma’mun Muzayyin dapat dilihat DI SINI.

6. Referensi
Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs: AL HIKMAH KAJEN


Artikel ini sebelumnya diedit pada tanggal 1 September 2022, dan kembali diedit dengan penyelarasan bahasa pada tanggal 3 April 2024.

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya