Peringati Maulid Nabi, Ketua Lesbumi PBNU Ingatkan Agar Senantiasa Merawat Tradisi Bangsa

 
Peringati Maulid Nabi, Ketua Lesbumi PBNU Ingatkan Agar Senantiasa Merawat Tradisi Bangsa

LADUNI.ID | BALI

Maulid Nabi SAW diperingati dengan berbagai kegiatan pengajian di setiap daerah termasuk di Bali. Salah satunya diadakan oleh Pengurus Masjid Al Ikhlas Monang Maning, Denpasar (9/11) dengan mengundang KH. Agus Sunyoto yang juga adalah Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PBNU.

Mengawali ceramahnya, KH. Agus Sunyoto menyampaikan bahwa di zaman sekarang sangat sulit mencari sosok manusia panutan sebagai figur yang dapat dijadikan contoh.

“Apakah mereka dari kalangan agamawan, politisi, atau yang lainnya, saat ini tidak ada yang mendekati sosok pribadi Rasulullah SAW,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Global Tarbiyatul Arifin malang tersebut.

Lalu Kiai Agus Sunyoto meneruskan bahwa Rasulullah SAW tidak hanya dijadikan sebagai panutan oleh umat Muslim saja. Dibuktikan dengan dinobatkannya beliau sebagai peringkat satu dalam buku 100 orang terhebat dunia.

Selanjutnya penulis buku 'Atlas Walisongo' ini banyak menceritakan sejarah Sunan Ampel sebagai cikal bakal  generasi Walisongo yang dikenal sebagai penyebar Islam Ahlussunah Wa al Jama’ah (Aswaja) di Nusantara.

Menurut Kiai yang kesehariannya juga sebagai dosen pengajar di Universitas Brawijaya malang ini, bahwa pada zaman Walisongo inilah banyak pendekatan budaya yang dilakukan oleh para Wali dalam memasukkan pemahaman Tauhid pada masyarakat waktu itu.

“Puncaknya ketika Sunan Bonang sebagai Imam Masjid Demak melakukan pengislaman masal masyarakat yang sebelumnya beragama ‘Kapitayan’ (agama asli masyarakat Jawa). Beliau menaiki panggung di halaman Masjid Demak dan menuntun mereka mengucapkan Kalimat Syahadat. Peristiwa ini disebut ‘Syahadatain’, yang karena sulit mengucapkannya menjadi ‘Sekaten’ dan diperingati hingga sekarang,” paparnya.

“Kesuksesan dakwah Walisongo itu terbukti setelah 40 tahun dari saat itu seluruh daerah pesisir pantai utara pulau Jawa berhasil di-Islam-kan,” tambahnya.

Di penghujung ceramahnya Kiai Agus menegaskan bahwa bangsa yang tidak menjaga dan merawat  tradisinya akan mudah hilang dari muka bumi. (dad)