Memperbanyak Shalat Sunat Syawal

 
Memperbanyak Shalat Sunat Syawal

LADUNI. ID, Bentangan ibadah sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah SAW., dalam salah satu hadisnya tidaklah terbatas. Mulai dari menghindarkan duri di jalanan hingga zikir kepada Allah SWT.

Segala sesuatu yang dilakukan seorang hamba dengan niat mengabdi kepada Allah dapat digolongkan sebagai ibadah.

Mereka yang memiliki banyak pengetahuan agama, memiliki peluang besar untuk memperbanyak ibadah. Akan tetapi tidak semua peluang terealisasi. Tergantung ada kemauan seorang hamba.

Salah satu ibadah jarang dilakukan kecuali oleh mereka yang mengerti adalah salat sunah di bulan Syawal. Sebagaimana diterangkan Syaikh Abdul Qadir al-Jailani berdasarkan hadis Rasulullah SAW., dalam kitabnya Al-Ghunyah juz dua.

"Diceritakan dari Anas Radhiallahu Anhu, dia berkata bahwasannya Rasulullah SAW., pernah bersabda, ‘Barang siapa shalat di bulan Syawal sebanyak delapan rakaat baik dilakukan malam hari maupun siang hari yang mana di setiap rakaatnya membaca al-Fatihah dan Qul Huwallahu ahad --al-Ikhlas-- sebanyak lima belas kali. Setelah delapan rakaat tersebut kemudian dilanjut dengan membaca tasbih (subhanallah wa bi hamdihi, subhanallahil adhim) tujuh puluh kali dan shalawat (allahumma shallli ‘ala sayyidina Muhammad) tujuh puluh kali. Maka demi dzat yang telah mengutusku, Allah akan mengalirkan hikmah (kebijaksanaan/kebenaran) dalam hati yang diungkapkan melalui lisan seorang hamba yang telah melaksanakan shalat ini, dan Allah akan tunjukkan kepada dia penyakit-penyakit dunia serta obatnya. Dan demi dzat yang telah mengutusku, barang siapa yang mendirikan shalat ini sesuai tata caranya, maka akan diampuni dosa-dosanya sebelum ia mengangkat kepala setelah sujudnya, dan andaikan dia mati, maka dia mati dalam keadaan syahid yang dosanya telah diampuni. Dan tiada seorang hamba yang melaksanakan shalat ini dalam keadaan bepergian, kecuali Allah mudahkan baginya perjalanannya hingga tempat yang dituju. Andaikan ia memiliki utang, maka utangnya akan terbayar, dan seandainya ia memiliki kebutuhan, Allah akan memenuhi kebutuhannya. Dan demi dzat yang telah mengutusku, tiada seorang hamba yang menjalankan shalat ini kecuali Allah berikan untuknya di setiap huruf dan ayatnya sebuah makhrafah di surga nantinya. Kemudian dipertanyakan, apakah makhrafah itu Ya Rasul?

Rasulullah menjawab makhrafah adalah dua ekor domba yang mempermudah penunggangnya mengelilingi (kebun penuh) pepohonan yang tidak pernah dipotong selama seratus tahun’”.

Salat delapan rakaat itu adalah salat sunah mutlak yang dilakukan pada bulan Syawal. Dengan ketentuan empat kali salam yang di setiap rakaatnya dibaca al-Fatihah dan lima belas kali surah al-Ikhlas. Kemudian dilanjut dengan 70 kali bacaan tasbih dan 70 kali bacaan salawat. Fadhilahnya telah diterangkan dalam hadis tersebut

Mari kita mengisi bulan Syawal dengan meningkatkan ibadah setelah Ramadan menuju kehidupan yang lebih baik di bawah keridaan-Nya.[]


***Helmi Abu Bakar Ellangkawi,  Penggiat Literasi dan Pengajar Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga