Inilah Sholat Tarawih di Suku Asli Papua, Suku Kokoda

 
Inilah Sholat Tarawih di Suku Asli Papua, Suku Kokoda

LADUNI.ID, Kokoda - Setiap pukul setengah delapan lebih, Masjid As-Salam yang berada di komplek suku Kokoda di Kurwato, sudah ramai oleh masyarakat yang akan menunaikan ibadah Sholat 'Isya' dan sholat Tarowih. Mulai dari anak-anak, remaja hingga orang-orang tua, sudah duduk berjajar di dalam masjid dengan membentuk barisan sholat. Bila dikira semuanya sudah siap, dikumandangkanlah Iqomah yang kemudian diikuti dengan dimulainya jama'ah sholat 'Isya'.

Selepas wiridan dan do'a, sebagaimana umumnya wiridan dan do'a ba'da sholat Maktubah, sejenak waktu diisi dengan kultum sebelum sholat Tarowih dimulai. Saya yang diminta kultum, biasanya membatasi diri dengan durasi paling lama 10-an menit. Hal inilah yang mungkin membuat materi surat Al-Fatihah yang saya coba "udari" tak kunjung rampung hingga hari ini.

Selesai kultum, sholat Tarowih pun dimulai. "Sholluuuuu sunnatat-taroowihi...." seru seseorang yang bertugas sebagai bilal sebagai pertanda bahwa sholat Tarowih akan segera diawali.

Jumlah roka'at sholat Tarowih yang diselenggarakan di masjid komplek masyarakat suku Kokoda ini adalah 20 roka'at dengan sekali salam di tiap 2 roka'atnya. Di tiap-tiap 2 roka'at itu, bilal selalu menyerukan kalimah tahlil dan sholawat yang kemudian di ikuti tahlil dan sholawat pula oleh para jama'ah.

Namun ketika bilangan sholat Tarowih mencapai 12 roka'at, bilal menyebut Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. selain juga kalimah tahlil dan sholawat. Khalifah 'Umar bin Khoththob ra., Khalifah 'Utsman bin 'Affan ra., serta Khalifah 'Ali bin Abi Tholib krw., masing-masing silih berganti diseru bilal pula di tiap kelipatan 4 roka'at setelah itu.

Dalam jama'ah sholat Tarowih di masjid masyarakat muslim asli Papua ini, surat yang dibaca setelah surat Al-Fatihah pada tiap roka'at awalnya berturut-turut adalah surat At-Takatsur hingga surat Al-Lahab. Sedangkan pada roka'at kedua yang dibaca setelah surat Al-Fatihah adalah surat Al-Ikhlash.

Hal di atas itu terjadi apabila sholat Tarowih dilakukan pada malam 1 sampai 15 Romadlon. Namun ketika sholat Tarowih memasuki malam 16 Romadlon hingga terakhir, surat At-Takatsur hingga surat Al-Lahab yang sebelumnya dibaca di tiap roka'at awal dirubah menjadi bacaan surat di tiap roka'at kedua. Sedangkan untuk bacaan surat di tiap roka'at pertamanya setelah surat Al-Fatihah adalah surat Al-Qodr.

Ketika sholat Tarowih sudah genap 20 roka'at, imam sholat kemudian memimpin mengumandangkan sebuah qoshidah yang diikuti oleh para jama'ah. Semua jama'ah mulai anak-anak hingga orang-orang tua sangat hafal qoshidah tersebut diluar kepala. Pun mereka juga mengalunkannya mengikuti imam dengan penuh semangat dan kompak. Setelah do'a, jama'ah pun melanjutkan dengan sholat Witir 3 roka'at, yaitu dua roka'at salam dan satu roka'at salam.

Sebelum dimulai sholat Witir, bilal pun menyerukan "sholluuu sunnatan minal witri...." yang diakhiri dengan tahlil dan sholawat yang kemudian diikuti oleh para jama'ah. Dan pada roka'at terakhir sholat Witir, surat yang dibaca imam setelah surat Al-Fatihah adalah Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Nas. Qunut pun dikerjakan pula di sholat Witir yang terakhir ini ketika bulan Romadlon telah memasuki malam ke-16.

inilah praktek sholat tarowih yang dilakukan masyarakat suku Kokoda sejak abad ke-15 hingga sekarang. Bila diamati, ternyata praktek seperti ini juga dilakukan oleh kaum muslim kebanyakan di Jawa. Terutama kaum muslim di Jawa yang masih "nguri-nguri" praktek keagamaan yang diajarkan oleh perintis-perintis Islam masa lalu di Jawa. Dari identifikasi praktek keislaman yang sama inilah bisa dipastikan bahwa sanad keilmuan para dai yang babat alas di Jawa dan di Papua tidak ada bedanya. Bisa jadi mungkin masih dalam satu jalur sanad keilmuan yang sama.

Menjelang jama'ah bubar, usai wiridan dan membaca do'a, imam pun memimpin niat puasa kepada jama'ah kata per kata yang kemudian ditirukan oleh para jama'ah. Sambil bubar, para jama'ah pun berjabatan salam sembari mendendangkan sholawat. Allahumma sholli 'alaa Muhammad, Ya Robbi sholli 'alaihi wa sallim.

===============================================================
Catatan tambahan:
Anda bisa turut serta membantu dalam bentuk dana untuk pengembangan dakwah Islam di wilayah pedalaman Papua Barat dengan mengirimkan ke:
Rekening bank Mandiri
atas nama Yayasan Dakwah Islam Aswaja
nomor rekening 070.00.0664.8054.
Konfirmasi ke Koordinator SGTP III dengan bapak Aidy Ilmy HP/WA 0812.1011.796.
Mohon menambahkan jumlah transfer dengan akhir digit "99", contoh Rp 500.099;

Catatan:
1. Kami tidak memungut biaya administrasi dan menyalurkan keseluruhan dana ke kegiatan di Papua Barat.
2. Untuk mengunjungi lokasi dapat menghubungi koordinator di tempat dengan ustadz Agus Setyabudi di HP./WA. 0852.2774.8441.
3. Bangunan Madrasah Diniyyah Al-Ibriz Iru Nigeiyah di kompleks pemukiman suku Kokoda di Kurwato adalah sumbangan dari kegiatan SGTP I-III.
4. Yayasan Dakwah Islam Ahlussunnah wal Jamaah memperoleh Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor AHU: 0028651.AH.01.04.

#SantriGoesToPapua #PPMaswaja #LTNPBNU #MuslimPapua #SukuKokodaKurwato