Dua Doa Nabi yang Tidak Terkabul

 
Dua Doa Nabi yang Tidak Terkabul
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Nabi Muhammad SAW adalah kekasih Allah SWT. Makhluk paling mulia di dunia dan di akhirat. Doa-doa beliau pasti didengar oleh Allah SWT. Namun, ternyata terdapat dalam satu riwayat, sebuah keterangan bahwa ada dua doa yang tidak dikabulkan oleh Allah SWT. Bahkan, permohonan di dalam doa Nabi tersebut agar dua hal ini tidak terjadi, justru kondisinya semakin tahun semakin menjadi-jadi, bertambah parah dan meluas. Apa saja permohonan Nabi yang tidak dikabukan itu?

Permohonan yang pertama adalah agar umatnya kelak tidak ber-hizb-hizb (berpartai-partai), ber-firqah-firqah (berkelompok-kelompok), dan tidak berpecah belah.

Awal adanya perpecahan dan perselisihan yang menyebabkan terbentuknya hizb dan firqah, sudah terjadi setelah baginda Nabi SAW wafat. Meskipun, pada masa awal setelah Nabi SAW wafat belum memunculkan firqah, apalahi  hizb, namun pada masa selanjutnya, yaitu saat Usman bin Affan r.a. menjadi khalifah, firqah-firqah kemudian mulai muncul.

Firqah bahkan sampai menjadi hizb tersebut pada selanjutnya tidak menyempit, malah meluas dan berkembang sejalan dengan pertentangan yang terus terjadi. Saat ini, firqah dan hizb itu sudah berkembang sedemikian rupa, sangat kompleks dari sisi konflik, sehingga sudah sangat sulit untuk mempertemukan apalagi mempersatukan dari semuanya.

Bahkan firqah, hizb atau kelompok-kelompok yang bertindak ekstrem atas nama Islam dan ingin menerapkan Islam secara formal dan ideal, sudah sangat sulit menerima kelompok Islam yang berpedoman moderat (al-wasathiyah) yang berpedoman pada kaidah ushul yakni, "menolak kerusakan didahulukan atas tindakan mengambil maslahat tapi merugikan."

Permohonan Nabi SAW yang kedua adalah agar umatnya kelak satu dengan yang lainnya tidak saling membunuh. Permohonan ini juga tidak dikabulkan oleh Allah SWT.

Perselisihan yang mengarah pada tindakan saling membunuh sesama umat Islam sudah terjadi di akhir masa kekhalifahan Usman bin Affan r.a. Perpecahan yang didahului dengan terbentuknya firqah-firqah ini, selanjutnya tidak makin mereda, bahkan berujung pada aksi saling bunuh di antara umat Islam.Aksi saling bunuh di antara umat Islam ini akan terjadi terus sampai akhir zaman. Hal ini sudah terbukti, sampai saat ini umat Islam saling bunuh di antara mereka. Tindakan saling bunuh ini, tidak saja terjadi di wilayah konflik Timur Tengah, tetapi juga terjadi di wilayah Negara Republik Indonesia. Di sini, orang Islam yang terindoktrinasi dengan paham radikal dan ekstrem, dengan tanpa dosa meledakkan bom dan membunuh orang Islam lainnya, dan anehnya mereka ini bermimpi surga dan bidadari.

Demikian diriwayatkan tentang dua permohonan Nabi Muhammad SAW yang tidak dikabulkan oleh Allah SWT. Bahkan dua permohanan di atas agar tidak terjadi di umat Islam, justru terjadi sampai sekarang, dan menjadi cobaan bagi umat Islam.

Lantas tindakan yang terbaik atau langkah yang paling tepat untuk diterapkan dalam menyikapi kenyataan ini adalah dengan menjalani kehidupan ini dengan penuh optimis dalam menebar kebaikan. Bagaimanapun keadaanya, selama masih bisa berbuat baik, maka hal itulah yang harus dilakukan. Menjalankan sunnah Nabi sebisanya dan memohon kepada Allah agar selalu mendapatkan pertolongan-Nya dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta agar tetap senantiasa dapat bersyukur. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 13 Maret 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

Penulis: KH. Abdul Nashir Fattah 

Editor: Hakim