Biografi Ummu Hakim binti al-Harits

 
Biografi Ummu Hakim binti al-Harits
Sumber Gambar: Ilustrasi (foto istimewa)

Daftar isi Biografi Ummu Hakim binti al-Harits

1.    Riwayat Hidup
1.1  Lahir
1.2  Wafat

2.    Kisah-kisah
2.1  Memeluk Islam
2.2  Pernikahan dan Kisahnya
2.3  Pernikahannya dengan Khalid bin Sa'id

3.    Chart Silsilah Sanad

4.    Referensi

Nama lengkapnya adalah Ummu Hakim binti al-Harits bin Hisyam bin Mughirah al-Makhzumiyah. Beliau adalah termasuk salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW dan keponakan Khalid bin Walid RA.

1. Riwayat Hidup

1.1 Lahir

Tidak diketahui secara pasti kelahirannya Ummu Hakim binti al-Harits karena minimnya sumber informasi.

1.2 Wafat.

Tidak diketahui kapan Ummu Hakim binti al-Harits wafat karena minimnya sumber informasi.

2. Kisah-kisah

2.1 Memeluk Islam

Ummu Hakim binti al-Harits adalah wanita yang diberi nikmat berupa akal yang cemerlang dan hikmah yang fasih. Beliau memeluk Islam bersamaan dengan ayahnya pada saat pembebasan kota Mekkah setelah Nabi Muhammad SAW membebaskan kota Mekkah.

Beliau merupakan wanita yang beragama dengan baik dan berbai’at langsung kepada Rasulullah SAW dan beliau pada saat itu telah merasakan iman yang telah memenuhi kalbunya.

2.2 Pernikahan dan Kisahnya

Ummu Hakim binti al-Harits menikah pada masa jahiliyah yang dinikahkan dengan ayahnya dengan putra pamannya yaitu Ikrimah bin Abu Jahal yang mana dia adalah salah seorang dari orang-orang yang telah diumumkan Rasulullah untuk dibunuh. Ketika kaum muslimin mendapat kemenangan dan kota Mekah telah dibuka, Ikrimah bin Abu Jahal melarikan diri ke Yaman, karena dia mendengar ancaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadapnya.

Pasca itu manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, termasuk di dalamnya ada al-Haris bin Hisyam dan juga putrinya yaitu Ummu Hakim.

Setelah memeluk Islam Ummu Hakim binti al-Harits  merasakan kenikmatan iman, sehingga kemudian beliau ingin agar orang yang paling beliau cintai dan paling dekat dengannya yaitu suaminya, Ikrimah bin Abu Jahal, merasakan manisnya iman sebagaimana yang beliau rasakan.

Kebijakan dan kejernihan akalnya telah menuntun beliau untuk menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam untuk meminta keamanan bagi suaminya bila dia masuk Islam. Alangkah girangnya hati beliau mendengar jawaban Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sang pemilik jiwa yang besar yang mau memaafkan dan menjamin keamanan jiwanya.

Selanjutnya, Ummu Hakim segera bertolak untuk mengejar suaminya yang melarikan diri dengan harapan beliau dapat menemukannya sebelum kapal berlayar. Beliau menempuh jalan yang sulit dan membawa perbekalan yang minim namun tidak berputus asa, beliau tidak merasa lemah karena tujuan yang agung telah meringankan penderitaan yang banyak dan banyak lagi. Takdir Allah menghendaki agar beliau dapat bertemu dengan suaminya di sebuah pantai yang tatkala itu kapal nyaris hendak berlayar. Selanjutnya, Ummu Hakim berteriak kepada suaminya, “Wahai putra pamanku? aku datang kepada kamu karena utusan manusia yang paling suka perdamaian, manusia yang paling berbakti, sebaik-baik manusia, maka janganlah engkau membinasakan dirimu, aku telah meminta jaminan keamanan bagimu!” Ikrimah berkata: “Apakah engkau benar-benar telah melakukannya?” “Benar” jawab Ummu Hakim. Kemudian, beliau menceritakan kepada suaminya tentang akidah yang telah memenuhi kalbunya dan telah beliau rasakan manisnya dan bahwa beliau belum masuk Islam kecuali setelah beliau mengetahui bahwa ternyata Islam adalah agama yang sempurna dan bahwa Islam itu tinggi, tiada yang lebih tinggi darinya. Beliau ceritakan pula tentang pribadi Rasul yang mulia dan bagaimana pula beliau memasuki Mekah dengan menghancurkan berhala-berhala di dalamnya, serta pemberian maaf beliau kepada manusia dengan jiwa yang besar, dan jiwa beliau terbuka bagi setiap manusia untuk memaafkan.

Inilah kemenangan bagi Ummu Hakim RA yang telah menabur benih yang baik pada jiwa suaminya hingga selanjutnya beliau kembali bersama suaminya untuk menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dan Ikrimah mengumumkan keislamannya di hadapan Rasulullah, dan beliau memulai lembaran barunya dengan Islam yang hampir saja dia terdampar dalam kegelapan Jahiliyah. Maka, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam membuka kedua tangannya untuk menyambut kembalinya seorang pemuda secara total yang hendak menunjukkan loyalitasnya kepada Allah dan Rasulnya.

Selanjutnya, Ikrimah RA senantiasa meneguk dari sumber akidah Islamiyah hingga memancarlah pada jiwanya keimanan yang tulus dan kecintaan yang murni serta mendorong beliau terjun ke dalam kancah peperangan, sedangkan di belakangnya adalah pengikutnya yang masing-masing mampu memanggul senjata.

Di dalam kancah pertempuran beliau membai’at kepada sahabat-sahabatnya untuk mati di jalan Allah Azza wa Jalla, dia tulus untuk mencari syahid sehingga Allah mengabulkannya, beliau berhasil meraih indahnya syahid di jalan Allah. Akan tetapi, Ummu Hakim sebagai wanita mukminah sedikit pun tidak bersedih hati, beliau tetap sabar meskipun saudara, ayah, dan bahkan suaminya telah syahid di medan perang. Sebab, bagaimana mungkin beliau bersedih hati padahal beliau berangan-angan agar dirinya dapat meraih syahid sebagaimana yang telah berhasil mereka raih? Dan syahid adalah angan-angan dan cita-cita tertinggi seorang mukmin yang shadiq.

2.3 Pernikahannya dengan Khalid bin Sa’id

Setelah berselang beberapa lama dari kesyahidan suaminya, yakni Ikrimah RA, beliau dilamar oleh seorang panglima kaum muslimin dari Umaiyah yang bernama Khalid bin Sa’id RA. Tatkala terjadi perang Marajush, Shufur Khalid hendak mengumpuli beliau, namun Ummu Hakim menjawab, “Seandainya saja engkau menundanya hingga Allah menghancurkan pasukan musuh.” Khalid berkata: “Sesungguhnya saya merasa bahwa saya akan terbunuh.” Ummu Hakim berkata: “Jika demikian, silahkan.” Maka Khalid melakukan malam pengantin dengan Ummu Hakim di atas jembatan yang pada kemudian hari dikenal dengan jembatan Ummu Hakim.

Pada pagi harinya mereka mengadakan walimah untuk pengantin. Belum lagi mereka selesai makan. Pasukan Romawi menyerang mereka, hingga sang pengantin laki-laki yang juga sebagai panglima perang terjun ke jantung pertempuran. Beliau berperang hingga syahid. Maka Ummu Hakim mengencangkan baju yang beliau kenakan kemudian berdiri untuk memukul pasukan Romawi dengan tiang kemah yang dijadikan walimatul urs dan bahkan beliau mampu membunuh tujuh orang di antara musuh-musuh Allah.

Alangkah indahnya malam pertamanya dan alangkah indahnya waktu paginya. Begitulah, para wanita mukminah mujahidah dan yang bersabar merayakan malam pertamanya di medan perang kemudian pagi harinya berjihad dan berperang.

Hal ini tidaklah mengherankan karena ternyata Ummu Hakim adalah putri dari saudara wanitanya “saifullah al-maslul” (pedang Allah yang terhunus), seorang panglima yang pemberani yaitu Khalid bin Walid.

3. Chart Silsilah Sanad

Berikut ini chart silsilah sanad guru Ummu Hakim binti al-Harits dapat dilihat DI SINI.

4. Referensi

Dikumpulkan dari berbagai sumber

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya