Mursyid Syekh Hasyim Al-Syarwani, Tuan Guru Babussalam Ke-X, Cucu Syekh Abdul Wahab Rokan

 
Mursyid Syekh Hasyim Al-Syarwani, Tuan Guru Babussalam Ke-X, Cucu Syekh Abdul Wahab Rokan

LADUNI. ID, KOLOM-Tarekat yang paling masyhur dan berkembang di dunia adalah Naqsyabandiyah  yang merupakan salah satu tarekat sufi. Di indonesia terhitung sebagai tarekat masyhur dan yang mempunyai banyak pengikut. Tarekat ini memiliki tradisi khusus dalam peribadahan maupun akidah yang membedakannya dengan tarekat lainnya

Salah satu tarekat Di belahan aliran Sungai Kampar, di sebelah negeri seribu rumah Suluk, semasa dulu kala terkemuka dengan ulama-ulamanya yang masyhur terbilang. Di antara ulama-ulama yang terkemuka keberadaannya itu, tersebutlah orang tokoh yang paling masyhur terutama ketika membicarakan persebaran Tarikat Ahli Sufiyah, terutama Tarikat Naqsyabandiyah. 

Dua ulama besar itu ialah Maulana Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidi dan Syekh Abdul Ghani Batu Basurek Kampar. Syekh Abdul Wahab terkenal murid-muridnya yang berasal dari orang awam hingga pejabat-pejabat pemerintahan, sedang Syekh Abdul Ghani Batu Basurek terkenal dengan murid-muridnya yang berasal dari ulama-ulama belaka. Dua ulama besar Naqsyabandiyah inilah yang terkemuka di pantai Timur Sumatera.

Syekh Abdul Wahab Rokan 

Seiring masuknya ajaran Tarikat Naqsyabandiyah di Babussalam Langkat, pada tahun 1882 juga didirikan rumah persulukan Tarikat Naqsyabandiyah oleh Syekh ‘Abdul Wahab Rokan. Hingga kini perkembangan rumah suluk tersebut  sedang dalam proses penyelesaian menjadi bangunan berlantai tiga dan letaknya persis berhadapan atau berseberangan jalan dengan makam pendirinya. Di rumah persulukan inilah hingga sekarang masih diajarkan ajaran-ajaran khas Tarikat Naqsyabandiyah yang dibawa oleh Syekh ‘Abdul Wahab Rokan. Saat ini persulukan Tarikat Naqsyabandiyah Babussalam Langkat dipimpin oleh mursyidnya yaitu Syekh H. Hasyim Al-Syarwani tuan guru ke-11. Merupakan prestasi tersendiri bagi persulukan ini yang dalam rentang waktu lebih satu abad mampu bertahan dan berkembang ke berbagai penjuru Nusantara bahkan ke Mancanegara. Sejak terbukanya kampung Babussalam tahun 1882 M, maka berarti usia Babussalam sudah cukup lama yaitu lebih dari 132 tahun (1882 – 2014). Hitungan ini telah penulis sesuaikan dengan tulisan Jere L. Bacharach dalam bukunya A Middle East Studies Handbook.

Silsilahnya Syekh Hasyim Al-Syarwani 
. Begitulah kebesaran Syekh Abdul Wahab Rokan yang akhirnya meninggalkan nama baik Babussalam yang diwarisi oleh anak cucu dan jama’ah-jama’ah beliau.
Setelah Tuan Guru Syekh Abdul Wahab Rokan wafat, kedudukan mursyid dan nadzir Babussalam dipercayakan kepada putra-putra beliau. Mereka yang pernah memangku jabatan sebagai Tuan Guru Babussalam dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Syekh Abdul Wahab Rokan al-khalidi al-Naqsyabandi, (Tuan Guru I )
2. Syekh Haji Yahya Afandi (anak, Tuan Guru II)
3. Syekh Haji Abdul Manaf (cucu, Tuan Guru III )
4. Syekh Haji Abdul Jabbar (anak, Tuan Guru IV )
5. Syekh Haji Muhammad Daud (anak, Tuan Guru V )
6. Syekh Haji Faqih Yazid (Faqih Tambah) (anak, Tuan Guru VI )
7. Syekh Haji Muim al-Wahhab (anak, Tuan Guru VII )
8. Syekh Haji Madyan al-Wahhab (anak, Tuan Guru VIII )
9. Syekh Haji Anas Mudawwar (cucu, Tuan Guru IX ‎)
10. Syekh Haji Hasyim al-Syarwani (cucu, Tuan Guru X ).

Pengganti Syekh Abdul Wahab Rokan yang pertama sebagai Tuan Guru Babussalam adalah putranya yang tertua, Syekh H. Yahya Afandi. Kedudukannya sebagai mursyid dan nâzdir Babussalam berusia pendek, memangku jabatan ini selama 4 tahun (wafat 1929 M.) dalam usia 56 tahun.

 Kemudian ia digantikan oleh putranya sendiri, Abdul Manaf, yang juga masa kepemimpinannya relatif singkat. Pada gilirannya ia digantikan oleh seorang khalifah tertua yang bernama Muhammad sa’id, yang telah diangkatnya terlebih dahulu untuk menggantikannya bila ia telah tiada. Abdul manaf meninggal dunia di tanah suci Mekkah ketika melaksanakan ibadah haji dan dimakamkan di sana.

Syekh H. Abdul Jabbar merupakan penerus selanjutnya, ia dipilih menjadi mursyid oleh suatu pertemuan semua khalifah yang hadir di Babussalam. Ia wafat pada 19 Jumadil Akhir 1361 H. setelah memangku jabatan mursyid dan nâzdir selama 6 tahun. Inilah pergantian kepemimpinan yang terakhir yang tampaknya berjalan tanpa persaingan.

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penikmat Kopi BMW Cek Pen
Dikutip dari berbagai sumber