Saat Diangkat Menteri di Era Gus Dur, Beginilah Cerita Kwik Kian Gie

 
Saat Diangkat Menteri di Era Gus Dur, Beginilah Cerita Kwik Kian Gie

LADUNI.ID, Jombang - Kisah mengenai mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) seolah tak pernah habis. Ada saja pengalaman menarik dari orang-orang yang pernah 'bersama' Gus Dur semasa hidupnya. Seperti cerita Kwik Kian Gie ini.

Mantan Menteri Kordinator (Menko) Ekonomi, Keuangan dan Industri (Ekuin) era Presiden Gus Dur ini mengaku sangat kaget dan tak pernah menyangka dirinya akan diberi jabatan menteri oleh Gus Dur. "Bayangkan saja, saya ini keturunan Tionghoa yang tidak ganti nama dan istri orang Belanda, diangkat menjadi Menko Ekuin," kenang Kwik Kian Gie.

Cerita tentang Kwik Kian Gie ini disampaikan dalam acara Haul Ke-9 Gus Dur di samping makam Gus Dur, tepatnya di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Ahad (16/12) menjelang tengah malam.

Kemudian, Kwik berkisah bahwa saat itu 1999, dia baru saja menghadiri pelantikan Megawati, yang memenangkan pilihan wakil presiden di MPR, mendampingi Gus Dur sebagai presiden. 

Setelah pelantikan selesai kata Kwik, dia dihampiri ajudan Presiden Gus Dur agar setelah selesai acara pelantikan langsung menuju ke wisma negara di Istana Merdeka.

Ketika tiba di sebuah ruang di wisma negara di situ sudah berkumpul belasan orang yang seluruhnya adalah ketua partai politik dan ketua fraksi, kecuali Kwik Kian Gie.

Kwik menambahkan bahwa saat itu, Gus Dur menyatakan kepada peserta pertemuan, yang intinya, dalam membentuk kabinet, tidak akan menggunakan hak prerogatifnya secara mutlak, kecuali untuk dua jabatan menteri.

"Yakni Menteri Agama yang dijabat oleh Tolchah Hasan dan Menteri Luar Negeri yang dijabat oleh Alwi Shihab," ungkap Kwik Kian Gie yang juga mantan Ketua DPP PDIP ini.

Kemudian, para ketua parpol dipersilakan memasukkan usulannya untuk jabatan menteri, dengan cara memasukkan nama calonnya dalam amplop tertutup keesokan harinya.

Ketika itulah, Wiranto yang mewakili Fraksi ABRI menyatakan dirinya tidak mengetahui struktur kabinet yang diinginkan Gus Dur. Wiranto juga mengaku punya usulan struktur kabinet.

Sementara itu, struktur kabinet yang diusulkan Wiranto, tidak terdapat Menko Kesejahteraan Rakyat, yang ada kata Kwik, Menko Ekuin dan Menko Polkam.

Mendengar hal ini lanjut Kwik, Gus Dur langsung menggunakan hak prerogatifnya, dengan menentukan Wiranto sebagai Menko Polkam dan Kwik Kian Gie sebagai Menko Ekuin.

"Terkejutlah semua hadirin, tapi sayalah yang paling terkejut karena tidak menyangka sedikitpun kedudukan Menko Ekuin akan diberikan kepada orang Tionghoa yang tidak mengganti namanya, dan beristrikan orang Belanda," tutur Kwik disambut tepuk tangan hadirin.

Bahkan Kwik juga berkisah, selama menyertai Gus Dur dalam perjalanan ke luar negeri, dia melihat kebesaran Gus Dur. Dia mengaku melihat dan merasakan sendiri, selain dihormati sebagaimana layaknya seorang presiden, Gus Dur juga dihormati sebagai humanis, universalis, dan pluralis.

"Tidak pernah ada seorang Presiden Republik Indonesia sebelumnya dan sesudahnya yang memiliki penasihat-penasihat internasional yang secara sungguh-sungguh dan ikhlas memberikan nasihatnya. Sebut saja, antara lain, Henry Kissinger (mantan Menlu AS) dan Lew Kuan Yew (Singapura)," pungkas Kwik.

Beberapa tamu nasional juga tampak hadir dalam haul Gus Dur kali ini, seperti Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah, adik Gus Dur bernama dr Umar Wahid dan Lily Chadijah Wahid. 

Bukan hanya itu, ada juga Kiai Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin dan Puteri Gus Dur Zanuba Arifah Chafsah atau Yenny Wahid. Dari pejabat publik tampak hadir Gubernur terpilih Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Jombang Mundjidah Wahab.

Selain itu, juga ada Bondan Gunawan, Sekretaris Negara era Gus Dur yang juga memberikan testimoni terkait Gus Dur. Karena ia termasuk orang dekat mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid. (Sumber: NU Online)