IPB: Penguatan Literasi Media Penting Dilakukan Pada Anak Didik

 
IPB: Penguatan Literasi Media Penting Dilakukan Pada Anak Didik

LADUNI.ID,BOGOR - Institut Pertanian Bogor (IPB) mengajak kepada semua pihak agar melakukan penguatan literasi media kepada anak didik. Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (PKGA LPPM IPB) Budi Setiawan mengatakan penguatan literasi media harus menjadi suatu gerakan. 

“Kami memaknai kegiatan ini sebagai bagian dari tridharma perguruan tinggi di bidang pengabdian. Bentuk kepedulian terhadap pemanfaatan media sosial, aneka informasi yang bergambar dan tulisan. Dari berbagai informasi tersebut ada yang benar dan banyak juga yang  tidak benar, menyebar cepat dan mempengaruhi seluruh kehidupan sosial, ekonomi,  politik dan budaya. Ada yang berdampak positif namun ada sisi negatif yang tidak sesuai dengan norma sosial, agama dan hukum,” jelas Budi di hadapan Puluhan kepala sekolah dan guru SMP se-Bogor saat menjadi pembicara Seminar Penguatan Literasi Media untuk Guru SMP sebagai Kunci Terbentuknya Anak Didik yang Cerdas, Kritis dan Berdaya di Hadapan Media, Jum’at (9/11) di Hotel Asana Grand Prangrango, Bogor. 

Acara ini digelar atas Kerjasama Pusat Kajian Gender dan Anak, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (PKGA LPPM IPB) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.

Menurut Budi, di era ini setiap orang bisa menjadi dewan redaksi dan sangat mudah sekali menyebar informasi dan ironisnya anak usia 18 tahun mudah terpapar. Hampir seluruh remaja memiliki akun media sosial.  

“Tidak bisa dipersalahkan juga memang di usia remaja, ingin tahu dan mencoba berbagai hal. Banyak upaya pemerintah dengan memblokir akun-akun yang melanggar norma sosial dan agama, namun hal itu saja belum efektif. Melalui acara ini, kami berupaya dengan pendidikan internal sebagai orang rua pendidik bagaimana memperkuat kemampuan kontrol positif dan bagaimana peran sekolah memberikan edukasi kepada peserta didiknya,” jelas Budi.

Sementara Fattahilah, Asisten Deputi Partisipasi Media Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia menyampaikan apresiasinya terhadap Pusat Kajian Gender dan Anak (PKGA) LPPM IPB dalam mendorong dan turut berperan aktif dalam penguatan literasi media terhadap guru SMP. 

“Literasi media digital harus menjadi suatu gerakan nasional. Di Deputi Partisipasi Media Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI mempunyai tugas menguatkan berbagai media. Tidak sedikit media saat ini   yang  memperhatikan  kaidah anak dan gender. Kami telah bekerjasama dengan Komisi Penyiaran Informasi (KPI), sebab hakikatnya media harus memberikan informasi edukasi dan hiburan,” kata Fattahilah.

Sedangkan, Prof. Ikeu Tanziha guru besar IPB yang juga peneliti dari PKGA, LPPM IPB, menyampaikan gerakan media literasi di sekolah bertujuan meningkatkan pemahaman guru tentang literasi media, meningkatkan ketrampilan guru tentang literasi, meningkatkan upaya dari guru untuk mentransfer literasi media kepada anak yang ujungnya anak menjadi berdaya di hadapan media. 
“Anak bukan dipermainkan media, tetapi anak bisa memutuskan media mana yang baik dan media mana yang harus ditinggalkan. Jadi itu mendorong semua komponen yang ada di sekolah guru, Guru Bimbingan Konseling, komite sekolah termasuk warung di sekitar sekolah, hendaknya sama-sama melek media, bergerak bersama-sama melakukan keberdayaan terhadap media,” papar Prof. Ike. 

Hadir narasumber lain diantaranya: R. Ella Yulaelawati R M.A., Ph. D (Owner Rumah Komunitas Kreatif), Dr. Lala M. Kolopaking (Dosen Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB dan Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI,  Dr. Rini.