Ustadz Ma'ruf Khozin: Menjawab Argumen Baru Kalimat 'Kullu'

 
Ustadz Ma'ruf Khozin: Menjawab Argumen Baru Kalimat 'Kullu'

LADUNI. ID - Dari dulu kita masih konsisten bahwa makna Kullu dalam hadis "Kullu bid'atin dlalalah" (setiap bidah adalah sesat) tidak mencakup kepada makna keseluruhan. Penafsiran ini berdasarkan pendapat ulama ahli hadis dan fikih seperti Imam Nawawi dalam Syarah Muslim.

Bagi kelompok Salafi makna Kullu ini mencakup keseluruhan, tidak ada pengecualian. Yang namanya bidah ya sesat semuanya. Tidak ada bidah yang tidak sesat, kata mereka.

Sebenarnya perdebatan ini selesai jika mereka menyadari teori mereka sendiri yang membagi bidah menjadi bidah Syar'iyyah, ada juga bidah 'Adiyah (tradisi, kebiasaan) dan bidah Lughawiyah (secara bahasa). Pembagian ini bisa anda lihat di kitab-kitab Syekh Bin Baz, Syekh Utsaimin dan lainnya. Intinya mereka menolak pembagian bidan Hasanah dan Sayyiah dengan menggunakan hadis Kullu bid'atin dlalalah, sementara mereka sendiri membagi bidah seperti di atas.

Tapi baiklah, kita tetap menjawab pengajuan dalil dari mereka. Kali ini mereka menyampaikan ayat:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ

('Āli `Imrān: 185) - "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati."

Jawaban: Ayat semacam ini tidak berdiri sendiri, melainkan ada keterkaitan dengan ayat lain. Kematian adalah lawan kata dari keabadian. Keabadian hanya milik Allah. Sementara kematian, kehancuran, kebinasaan, ketidakabadian adalah milik makhluk.

Mari kita simak riwayat dari ulama ahli tafsir dan hadis yang hidup di masa ulama salaf:

ﺃﺧﺮﺝ اﺑﻦ اﻟﻤﻨﺬﺭ ﻋﻦ اﺑﻦ ﺟﺮﻳﺞ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ: ﻟﻤﺎ ﻧﺰﻟﺖ {ﻛﻞ ﻣﻦ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻓﺎﻥ} ﻗﺎﻟﺖ اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ: ﻫﻠﻚ ﺃﻫﻞ اﻷﺭﺽ

Ibnu Al-Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Juraij Radliya Allahu Anhu. Ketika diturunkan ayat: "Semua yang ada di bumi itu akan binasa." (Ar-Rahman 26), maka Malaikat berkata: "Telah binasa penduduk bumi"

ﻓﻠﻤﺎ ﻧﺰﻟﺖ {ﻛﻞ ﻧﻔﺲ ﺫاﺋﻘﺔ اﻟﻤﻮﺕ} ﻗﺎﻟﺖ اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ: ﻫﻠﻚ ﻛﻞ ﻧﻔﺲ

Ketika diturunkan ayat: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (Ali Imran 18), maka malaikat berkata: "Telah binasa tiap-tiap yang bernyawa"

ﻓﻠﻤﺎ ﻧﺰﻟﺖ {ﻛﻞ ﺷﻲء ﻫﺎﻟﻚ ﺇﻻ ﻭﺟﻬﻪ}
ﻗﺎﻟﺖ اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ: ﻫﻠﻚ ﺃﻫﻞ اﻟﺴﻤﺎء ﻭﺃﻫﻞ اﻷﺭﺽ

Ketika diturunkan ayat "... Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, KECUALI ALLAH..."  (Al-Qaşaş: 88), maka malaikat berkata: "Telah binasa penghuni langit dan penghuni bumi" (Al-Hafidz As-Suyuthi, Ad-Durr Al-Mantsur 6/447)

Kesimpulan:
Kalimat Kullu dalam ayat di atas jangan diambil sepotong saja (dan ini kebiasaan kelompok Salafi), tapi Kullu disini ada 3 rangkaian ayat yang kesemuanya menunjukkan kebinasaan makhluk dan hanya menetapkan keabadian dan kekekalan Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang maha esa.

Ma'ruf Khozin, Direktur Aswaja NU Center Jatim