Dahsyatnya di Balik Shalat Dhuha

 
Dahsyatnya di Balik Shalat Dhuha

LADUNI.IDI HIKMAH- Salah satu shalat sunat yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw adalah shalat dhuha. Shalat ini dikenal sebagai ibadah untuk mempermudah pintu rezeki. 

Ibadah yang dikerjakan di waktu pagi ini sekitar matahari naik. Walaupun shalat ini sunat namun mempunyai hikmah yang sangat besar sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist qudsi :” Allah SWT berfirman wahai anak Adam sekali-kali jangan kamu malas melakukan empat rakaat shalat dhuha, sebab dengan shalat itu, saya cukupkan kebutuhan kamu di waktu sore harinya.” (HR. Hakim dan Tabrani).

Dalam hadist yang lain disebutkan sesorang bahwa yang mengerjakan  shalat dhuha akan diampunkan dosa walaupun kesalahannya laksana buih dilautan, berlandaskan hadist nabi berbunyi: “Seseorang masih berdiam diri dimesjid atau di mushallanya sesudah shalat subuh dan disebabkan ingin beriktikaf, berzikir dan mengerjakan dua rakaat sembahyang dhuha di iringi tidak berbicara sesuatu apapun melainkan kebaikan,maka segala dosanya akan diampunkan meskipun sebanyak buih di lautan” HR. Abu Daud).

Kasih sayang Allah SWT kepada manusia itu tidak pernah pilih kasih dan dibatasi oleh apapun. Ar-rahman dan Arrahim selalu hadir kepada hamba Allah seluruhnya, namun yang membedakan hanya sifat Ar-Rahim Allah akan di rasakan oleh manusia pilihan Allah yang berstatus mukmin nanti di hari kemudian (akhirat). Sebab itulah ibadah harus dijadikan sebagai menu utama yang tidak boleh luput dalam kehidupan dan perjalanan hidup sosok makhluk yang bernama manusia.

Hewan tumbuhan dan malaikatpun mereka tanpa hentinya dan mengalpakan dirinya untukselalu menghadirkan ismillah (nama Allah) lewat zikrullah setiap waktu dan kesempatan, mereka itu bukanlah ciptaan pada maqam ahsani taqwim (sebaik-baik ciptaan), namun manusia bertitelkan sebagai makhluk ahsani taqwim sebagai makhluk sempurna dengan di anugerahi akal untuk berpikir malah lalai dalam berzikrillah, layakkah demikian?

Seorang yang makan nasi namun tanpa dibarengi dengan lauk dan pauk seakan terasa hambar begitu juga hidup di dunia ini tanpa dihiasi dengan ibadah akan terasa lebih dari itu, penyesalan pasti selalu datang terlambat dan tidak mungkin hari kemarin akan kita putar lembali untuk di replay kembali pada hari ini. Kita tidak boleh menyerah dengan keadaan dan malas melakukan berbagai macam aktifitas yang berorientasi ibadah yang bermuara untuk akhirat.

Wallahu ‘Allam Bishawab

Helmi Abu Bakar El-Langkawi Penggiat Literasi Asal Aceh