Habib Ali Al-Jufri: Kalau Sudah Minta Maaf, Kita Mau Apa Lagi?

 
Habib Ali Al-Jufri: Kalau Sudah Minta Maaf, Kita Mau Apa Lagi?

LADUNI.ID, Jakarta - Habib Ali bin Abdurrahman Al-Jufri akhirnya menanggapi polemik yang menimpa Gus Muwafiq. Hal ini dituturkan saat salah seorang yang hadir menanyakannya pada Habib Ali Al-Jufri dalam pertemuan diskusi terbatas di Otista Jakarta Timur, Sabtu 7 Desember 2019. Berikut jawaban Habib Ali Al-Jufri:

"Beberapa hari lalu foto saya viral bersama seorang lelaki berambut panjang (baca: Gus Muwafiq) dalam sebuah pertemuan di Semarang. Jagad medsos ramai. Saya sendiri tak mengerti mengapa bisa seviral itu.

Maka saya tanyakan kepada salah seorang murid, siapa lelaki itu, dan mengapa foto saya bersamanya bisa mendapat respon yang luar biasa. Setelah dijelaskan panjang lebar, termasuk diperlihatkan video permohonan maafnya, saya cukup mengerti.

Maka, pertama yang ingin saya katakan, saya tidak mengenalnya. Dan saya tidak pernah menolak bersilaturahim dengan siapapun. Dalam momen itu saya berdoa, dan dia mengamini. Tak lebih.

Kemudian, setelah mendengarkan penjelasan dari beberapa ikhwan terkait polemik sekaligus permohonan maafnya, saya hanya ingin bertanya: Jika seseorang bersalah, lalu sudah tulus meminta maaf, lantas kita mau apa lagi? Sekali lagi saya ingin tegaskan, hal apa lagi yang hendak kita inginkan pada seseorang yang sudah tulus meminta maaf dan mengakui kesalahannya?

Dulu Ka'ab bin Zuhair jelas-jelas memprovokasi untuk melawan Nabi Muhammad Saw. Bahkan membuatkan syair-syair yang merendahkan Nabi Muhammad Saw. secara terang-terangan. Dimana qasidah (syair) itu dapat memicu peperangan. Dan saat itu Ka'ab bin Zuhair masih kafir.

Ketika Ka'ab bin Zuhair menghadap Rasulullah Saw. dan meminta maaf seraya membuatkan syair-syair pujian untuk Rasulullah Saw. Pujian yang masyhur, diawali dengan Banat Su'ad. Lalu Rasulullah Saw. pun menghadiahi Ka'ab bin Zuhair surban/selendangnya Rasulullah Saw.

Saya tidak tahu kenyataannya seperti apa. Mungkin satu kali dia tidak sengaja keliru dalam mengungkapkan hal Rasulullah Saw., dia keliru memilih diksi kalimat, lalu dia meminta maaf, kita mau apa lagi?

Saya tidak tahu bahasanya. Mungkin dia salah atau keceplosan. Atau mungkin dia salah tentang haknya Rasulullah Saw. Saya tidak tahu kenyataannya seperti apa. Dan dia sudah meminta maaf.

Tapi jika dia mengulangi lagi lalu meminta maaf lagi, atau ada orang-orang yang mengulang perbuatan yang sama kemudian minta maaf lagi. Yang seperti ini harus diajak duduk, dijelaskan, dan diberikan penjelasan/pencerahan, dan diajari agar tak terulang kembali."

(By: Kampung Youtube dan Sanad Media)

Untuk melihat videonya klik di sini